KONKRIT NEWS
Selasa, Desember 10, 2024, 22:43 WIB
Last Updated 2024-12-25T15:45:45Z
UINRIL

Pre BIM, UIN Raden Intan Lampung Gelar Dialog dan Deklarasi Istiqlal untuk Perdamaian Dunia

Advertisement

Bandar Lampung – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menggelar Dialog dan Deklarasi Lintas Iman dan Budaya sebagai bagian dari rangkaian Pre-BIM (Bali Interfaith Movement) yang akan diselenggarakan di Bali pada 14-15 Desember 2024. 


Dengan mengusung tema “Deklarasi Istiqlal dalam Spirit Tradisi Beragama di Lampung: Tradisi Beragama di Lampung untuk Perdamaian Dunia”, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merawat keberagaman, memperkuat harmoni antar umat beragama, dan mempromosikan perdamaian dunia.


Deklarasi ini juga menjadi salah satu wujud kontribusi nyata UIN Raden Intan Lampung dalam mendukung misi butir 8 Asta Cita Presiden RI, khususnya dalam peningkatan toleransi dan harmoni sosial.  


Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana yang juga Wakil Rektor Bidang II UIN Raden Intan Lampung, Dr Safari Daud MSosI, menekankan, acara ini merupakan refleksi dari kekayaan tradisi religius dan budaya di Lampung yang dapat memberikan inspirasi global. 


“Kegiatan ini tidak hanya memperkuat harmoni lokal tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mendukung misi perdamaian dunia melalui kerukunan antar umat beragama,” ungkapnya. 


Ia juga menyampaikan, UIN Raden Intan Lampung merupakan salah satu dari sembilan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang terpilih untuk menyelenggarakan dan memeriahkan rangkaian Pre-BIM, menunjukkan komitmen kampus dalam mendukung dialog lintas agama dan budaya.  


Acara dibuka secara simbolis dengan pemukulan cetik oleh Rektor Prof H Wan Jamaluddin Z MAg PhD di Ballroom, Selasa (10/12/2024) bersama para narasumber dan pejabat yang hadir.


Narasumber yang hadir memberikan pandangan dari berbagai perspektif, di antaranya Prof. Drs. M. Fadhil Nurdin, MA., Ph.D., selaku Tokoh Akademisi Budaya Lampung, yang membahas tradisi beragama dan harmoni sosial di Lampung; KH. Marzuki Wahid, seorang Tokoh Agama Islam dari Jaringan Gusdurian, yang menyoroti implementasi Asta Cita Presiden untuk memperkuat toleransi; Dr. Ahmad Suaedy, Ketua PBNU dan Dekan Fakultas Islam Nusantara UNUSIA, yang memaparkan pentingnya penyelarasan kehidupan harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya.


Kemudian Prof. Dr. KH. M. Bahruddin, M.Ag., yang memberikan refleksi tentang kerukunan antar umat beragama di Lampung; Pdt. Samuel D. Luas, S.Th., yang membahas toleransi beragama dalam perspektif Kristen; dan Dr. I. Wayan Mustika, S.Sn., M.Hum., yang mengulas nilai-nilai toleransi dalam perspektif budaya dan agama Hindu.  


Pada puncak acara, Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., memimpin pembacaan dan penandatanganan deklarasi bersama para tokoh agama, budaya, dan masyarakat. Deklarasi ini menjadi simbol komitmen bersama dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan berbasis harmoni tradisi dan agama. 


Dr Safari menambahkan, kegiatan juga akan dilanjutkan dengan Expo Eco Masjid Kampus Safinatul Ulum pada 10-11 Desember 2024, yang menampilkan berbagai inisiatif keberlanjutan lingkungan sebagai bagian integral dari tradisi keberagamaan.  


Acara ini turut dihadiri oleh Pj Gubernur Lampung  Dr. Drs. Samsudin, SH., MH., M.Pd., yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Ganjar Sationo SE MAP.


Staf Ahli Gubernur Lampung, Ganjar Jationo, menyatakan, Lampung adalah provinsi yang kaya dengan keberagaman budaya dan agama. Keberagaman ini merupakan karunia yang perlu disyukuri dan dikelola dengan bijak.


Masyarakat Lampung memiliki kearifan lokal yang khas dalam menjaga keberagaman, baik dalam suku, agama, ras, maupun budaya, yang dikenal dengan falsafah Piil Pesenggiri

Falsafah ini mencakup lima nilai utama: Pesenggiri, Juluk Adok, Nemui Nyimah, Nengah Nyapur, dan Sakai Sambayan, yang perlu terus dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari.


Melalui deklarasi ini, Ganjar menegaskan komitmen bersama untuk menjadikan Lampung sebagai teladan dalam pengelolaan keberagaman demi perdamaian dunia. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa meskipun berbeda-beda, masyarakat tetap bersatu dalam semangat persatuan dan kesatuan.


“Saya berharap kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memperkuat persaudaraan dan saling menghormati,” ujarnya.


Hadir pula 400 lebih peserta dari berbagai latar belakang, termasuk tokoh agama, budayawan, pemerhati lingkungan, akademisi, serta pejabat di lingkungan UIN Raden Intan Lampung. Dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum, turut berpartisipasi dalam acara yang sarat makna ini.


Para peserta kompak memakai topi dan slempang kain tapis khas Lampung, yang telah disiapkan panitia. Hal tersebut senada dengan tema yang diusung dalam kegiatan ini.