Advertisement
Bandar Lampung – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) secara resmi membuka acara Dialog dan Deklarasi Lintas Iman dan Budaya pada Selasa (10/12/2024) di Ballroom UIN RIL. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Pre-BIM (Bali Interfaith Movement) yang akan digelar di Bali pada 14-15 Desember 2024 mendatang.
Pembukaan secara simbolis ditandai dengan pemukulan cetik oleh Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., bersama para narasumber dan pejabat yang hadir.
Dengan mengusung tema “Deklarasi Istiqlal dalam Spirit Tradisi Beragama di Lampung: Tradisi Beragama di Lampung untuk Perdamaian Dunia”, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merawat keberagaman, memperkuat harmoni antarumat beragama, serta mempromosikan perdamaian dunia.
Dalam sambutannya, Prof. Wan Jamaluddin menegaskan pentingnya peran strategis UIN Raden Intan Lampung dalam memperkuat tradisi keberagamaan di Lampung.
Ia menyoroti enam poin utama yang menjadi kontribusi kampus dalam menciptakan harmoni dan perdamaian dunia.
Pertama, sebagai tempat yang menumbuhkembangkan pendidikan multikultural. UIN Raden Intan senantiasa mengintegrasikan nilai-nilai lokal seperti pesenggiri, julukadek, nemui nyimah, nengah nyapur, dan sakai sambayan dalam kurikulum pendidikan.
Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya belajar tentang agama, tetapi juga tentang pentingnya menghormati dan merayakan keberagaman. Karena dengan keberagaman hidup menjadi lebih indah dan berwarna.
Kedua, UIN RIL menjadi pusat riset dan pengembangan. Melalui penelitian yang fokus pada isu-isu keberagaman dan toleransi, UIN Raden Intan menghasilkan kajian-kajian yang mendukung pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antaragama dan budaya di Lampung.
Ketiga, UIN Raden Intan berkomitmen untuk senantiasa menjadi fasilitator dalam dialog antaragama, yakni dengan mengundang tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang untuk berbicara dan berbagi pengalaman. Ini akan membantu membangun jembatan antara komunitas yang berbeda dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik.
Keempat, dalam kegiatan Sosial dan Komunitas: Universitas bisa mengorganisir kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat, seperti bakti sosial, seminar, dan workshop dengan mengangkat tema keberagaman dan perdamaian. Kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat.
Kelima, melalui program pengembangan kepemimpinan, UIN Raden Intan secara rutin melatih mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang peka terhadap isu-isu sosial dan keberagaman, serta mampu menginspirasi orang lain untuk hidup dalam harmoni.
Keenam, UIN Raden Intan senantiasa menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas lokal untuk bersama-sama menciptakan program-program yang mendukung toleransi dan perdamaian.
Rektor UIN Raden Intan berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak nyata dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan, baik di tingkat lokal maupun global. Rektor juga menekankan bahwa kontribusi UIN Raden Intan tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi juga mendukung upaya perdamaian dunia.
“Dengan Spirit Deklarasi Istiqlal, kita menegaskan komitmen untuk menjadikan keberagaman sebagai kekayaan yang harus dirayakan. Lampung dapat menjadi teladan keberagaman yang harmonis bagi dunia,” ujarnya.
Selain dialog, acara juga melibatkan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Istiqlal oleh Rektor dan tokoh masyarakat, yang menjadi simbol komitmen bersama dalam mempromosikan toleransi.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan Expo Eco Masjid Kampus Safinatul Ulum pada 10-11 Desember 2024, yang mencerminkan dedikasi UIN Raden Intan terhadap keberlanjutan sebagai bagian dari tradisi keberagamaan.
Acara ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Penjabat Gubernur Lampung, Dr. Drs. Samsudin, SH., MH., M.Pd., yang diwakili Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Ganjar Jationo, S.E., M.AP. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan harmonis.