KONKRIT NEWS
Jumat, Januari 19, 2024, 09:31 WIB
Last Updated 2024-02-05T13:30:26Z
Unila

Bantu Permasalahan Sampah Organik, KKN Unila Berikan Solusi Pembuatan Sampah Organik di Labuhan Batin

Advertisement

Bandar Lampung - Sebagai bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Lampung (Unila) menghadirkan inovasi dengan membantu warga Desa Labuhan Batin dalam mengatasi permasalahan sampah organik. Program ini, yang berfokus pada pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan larutan Efektif Mikroorganisme 4 (EM4), dijelaskan secara detail dalam demonstrasi yang berlangsung di Balai Desa Labuhan Batin, Kamis, 18 Januari 2024.


Kelompok mahasiswa KKN Unila, terdiri dari Agnes Febrianti, Ardika Kusuma, Anggun Zairatul Arifa, Muhammad Barry Salaki, Puspita Agustin, Septi Imania, Teresia Rosa, serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Indah Listiana, S.P.,M.Si., mengambil inisiatif untuk memberikan solusi tercepat dan tepat atas masalah sampah organik yang dapat menyebabkan dampak buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.


Pupuk kompos, sebagai produk utama dari program ini, merupakan jenis pupuk organik yang dibuat dari bahan-bahan alami atau sampah organik, seperti dedauanan, dengan tambahan mikroorganisme EM4. Larutan EM4 mengandung bakteri dekomposer, lactobacillus sp, bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, streptomyces, dan jamur pengurai selulosa, serta bakteri pelarut fosfor.


Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan melalui fermentasi anaerob (tanpa oksigen) selama satu minggu. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampah organik, larutan EM4, gula putih atau gula merah (sebagai sumber makanan mikroorganisme), dan air. Perbandingan gula, EM4, dan air adalah 1:1:50.


Teresia Rosa, salah satu mahasiswi program KKN di Desa Labuhan Batin, menyatakan pentingnya mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan bahan-bahan di sekitar lingkungan. “Warga di sini kurang familiar dengan bahan-bahan yang ada dan tidak tahu cara menggunakannya dengan maksimal. Program ini juga merupakan cara untuk mengurangi sampah organik, sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” ujar Teresia.


Triyanto, seorang petani di Desa Labuhan Batin, menyambut baik sosialisasi program KKN ini. Ia mengungkapkan apresiasinya terhadap kelompok KKN Unila, dan menyatakan pupuk kompos ini dapat menjadi alternatif yang baik di tengah harga pupuk kimia yang tinggi. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi keberlanjutan pertanian di desa tersebut.