KONKRIT NEWS
Sabtu, Oktober 28, 2023, 17:18 WIB
Last Updated 2023-10-28T10:18:16Z
Bandar Lampung

PT BCN komitmen Capai Kinerja 2024

Advertisement


BANDAR LAMPUNG -- Mengambil momen Hari Sumpah Pemuda, Manajemen PT Buma Cima Nusantara (BCN), anak perusahaan PTPN VII menyatakan komitmennya untuk mencapai kinerja tahun 2024. Pernyataan itu disampaikan Direktur PT BCN Irma Kurniawati pada Rapat Membangun Soliditas dan Komitmen KTG (Kebun Tebu Giling) 2023-2024 di Halaman Kantor BCN, Bandar Lampung, Sabtu (28/10/23).


Dalam agenda rapat yang diikuti seluruh pejabat utama PT BCN dari Unit Bunga Mayang dan Unit Cinta Manis itu, Irma menggelar data dan mengevaluasi seluruh proses operasional PT BCN selama setahun terakhir. Ia mengatakan, pencapaian kinerja KTG 2022-2023 masih belum maksimal. Berbagai kendala  teknis maupun non teknis di operasional  menyebabkan target-target belum tercapai.


“Saya sengaja memakai momen Hari Sumpah Pemuda ini untuk menyelenggarakan kegiatan keakraban, silaturahmi dan ramah tamah guna Menjaga soliditas dalam upaya pencapaian kinerja RKAP 2024, menyamakan tujuan dan target kinerja 2024, mengajak seluruh karyawan PT BCN untuk bangkit agar dapat memberikan kontribusi terbaiknya. Komitmen dari setiap insan sangat penting karena aktivitas pada komoditas tebu ini sangat kompleks, cepat, dan membutuhkan energi serta integritas tinggi. Dengan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Pemerintah, PT BCN merupakan salah satu anak Perusahaan PTPN7 yang mendapat Amanah untuk pemenuhan swasembada gula. 


Sebelum rapat, seluruh peserta mengikuti Upacara Bendera dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ke 95 di halaman kantor PT BCN. Irma yang menjadi inspektur upacara dalam pengarahannya mengingatkan agar semua insan PT BCN memelihara semangat tinggi untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.


“Sebagaimana Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928, hari ini kita juga harus mengikrarkan untuk menjaga perusahaan ini untuk bangkit. Sebagaimana tema nasional Hari Sumpah Pemuda 2023, yakni ‘Bersatu Memajukan Indonesia, hari ini juga kita harus bersatu memajukan perusahaan yang kita cintai ini,“ kata dia.


Rapat Membangun Komitmen sengaja digelar secara sederhana bertemakan out door di halaman kantor PT BCN yang sejuk. Selain review kinerja, rapat juga diisi dengan sharing session yang disampaikan Lambok Nababan, Manajer di PT BCN. 


Pada kesempatan yg baik itu juga manajemen  memberikan cendera mata kepada tiga karyawan pimpinan yang memasuki masa purna tugas? dan diakhir sesi memberikan apresiasi penghargaan protas tertinggi dan HPP terendah serta penghargaan kepada tim TMA atas performanya ditahun 2023.


Dalam paparannya, Irma mengatakan PT BCN bersama induknya, yakni PTPN VII berada pada masa transisi berkaitan dengan pembentukan tiga entitas Subholding di PTPN III Holding. Pembentukan Subholding ini merupakan langkah Kementerian BUMN dalam transformasi bisnis di BUMN Perkebunan. Dalam konteks ini, PT BCN yang mengelola dua kebun tebu di Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi salah satu pusat perhatian.


“Diantara semua industri gula yang ada di PTPN Holding, kita (PT BCN/PTPN VII) yang memiliki kebun dengan HGU (Hak Guna Usaha) terluas. Luas total HGU Buma dan Cima sebesar 43.046 hektare dg  areal tertanam 21.017 hektare dan non areal tertanam 22.029 hektare. Maka, tak heran jika kita saat ini menjadi pusat perhatian. Sebab, Holding memiliki harapan sangat besar kepada kita (BCN/PTPN VII) agar memberi kontribusi terbaik. Itulah maka saya ajak kawan-kawan semua untuk menjawab atensi Holding dengan kebangkitan,“ kata dia.


Irma mengaku sangat menyadari fokus Holding kepada PT BCN/PTPN VII Sebab, kata dia, industri gula memiliki masalah yang cukup kompleks. Kompleksitas itu bukan hanya teknologi pengolahannya, teknik budi dayanya, tetapi juga aspek-aspek non teknis yang sangat riskan dan rentan.


Selain kerumitan teknis dan kerentanan non teknis, Irma menyebutkan industri gula juga sangat membutuhkan konsentrasi dan komitmen yang tinggi dari seluruh elemen. Lebih dari itu, industri pemanis alami ini juga membutuhkan biaya yang sangat besar dalam siklus yang sangat pendek.


“Kita tahu, industri gula siklus secara keseluruhannya hanya satu tahun. Bahkan untuk musim giling hanya sekitar empat sampai lima bulan. Biayanya sangat besar/high cost dan risikonya juga sangat besar. Oleh karena itu, tidak ada yang boleh main-main dalam semua tugasnya. Kita butuh komitmen sangat tinggi, “ kata perempuan berhijab yang sebelumnya sudah pernah memimpin unit kerja dan bagian di kantor direksi  PTPN VII sebagai manajer dan kepala bagian.


Irma juga menyampaikan catatan dari beberapa kali rapat kerja dengan Board of Management PTPN VII maupun dengan Holding Perkebunan Nusantara. Ia mengatakan, PT BCN diminta untuk terus memperbaiki sistem kerja pada semua level dan mengharmonisasi antar bagian dengan membangun budaya kerja yang kompetitif. Budaya kerja perusahaan, kata dia, menjadi kunci sangat strategis untuk menggerakkan setiap elemen dalam sistem pada industri gula.


“Berkali-kali saya diingatkan oleh BoM PTPN VII maupun oleh Holding untuk terus membangun budaya kerja yang kompetitif. Kita harus memulai perubahan ini dari sekarang,” kata dia.


Pada musim giling 2023-2024, Irma menyebut sudah menyiapkan tanaman tebu, baik tanaman baru (PC) maupun tanaman tunas baru (ratoon) seluas 18.527 hektare. Dimulai pada bulan April 2023, progresnya saat ini sudah 75 persen tertanam dan kepras. Dia menargetkan pada akhir November 2023 sudah 100 persen tutup tanam.

“Dengan demikian, pada April 2024 kita sudah bisa memulai awal tebang dengan usia tanaman maksimal 12 bulan. Kami mempunyai target semua indikator operasional bisa dipenuhi dg segala upaya maksimal. Sehingga diharapkan kinerja baik operasional maupun keuangan  pada musim giling 2024 bisa lebih baik dari tahun tahun sebelumnya, “ tambah dia.


Pada sesi tukar pengalaman, Manajer PT BCN  Lambok Nababan membuka wawasan semua karyawan dengan teori, pangalaman, dan menyampaikan beberapa rencana ke depan. Dengan sangat lugas Lambok mengetengahkan beberapa langkah sederhana dan gamblang dalam industri gula, terutama di kebun atau on farm.

“Seperti yang Ibu Direktur sampaikan tadi, industri gula ini bukan hanya teknis. Faktor non teknisnya sangat besar. Semua butuh penanganan cepat karena memang siklus kita juga sangat cepat. Saya hanya ingin mengatakan, ilmu dan teori saja tidak cukup. Kita butuh experience atau pengalaman di lapangan yang memberi nilai tambah kepada setiap ilmu yang bersifat teknis dan teoritis, “ kata Lambok. (*)