Advertisement
Bandar Lampung – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), Maftuchah Wan Jamaluddin, mengikuti Program Training of Trainer (ToT) Kusemai Nilai Tahap II di Harris Hotel and Convention Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kegiatan ToT berlangsung selama 3 hari, 26-28 Oktober 2023 yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag bersama Srikandi Dharma Wanita Persatuan (DWP) Itjen Kemenag dan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Indonesia.
Acara ini bertajuk “Berlandaskan Nilai, Membangun Budaya”, dengan menghadirkan peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk Pegawai Kementerian Agama, Pengurus DWP Kemenag, Pengurus DWP Itjen, Ketua DWP Kanwil 34 Provinsi, Perwakilan DWP PTKN, dan perwakilan satuan kerja lainnya.
Sebagai salah satu peserta ToT, Ketua DWP UIN Raden Intan, Maftuchah Wan Jamaluddin menyatakan sangat senang dan bersemangat selama mengikuti pelatihan ini.
Banyak wawasan penting dan ilmu baru dari pelatihan ini, sebagai komitmen bersama melakukan pencegahan korupsi berbasis keluarga yang dimulai dari perempuan.
Istri Rektor UIN Raden Intan ini juga berkomitmen untuk mengajak para istri pejabat dan perempuan yang ada khususnya di UIN Raden Intan Lampung untuk melakukan langkah bersama pencegahan tindak korupsi.
Sementara itu, dilansir dari laman kemenag.go.id, Penasihat DWP Kemenag Eny Retno Yaqut Qoumas menekankan pentingnya dampak program Training of Trainer (ToT) Kusemai Nilai Tahap II.
Ia meminta program yang dilakukan tidak hanya sekedar menghabiskan anggaran tetapi juga harus berdampak terhadap munculnya gerakan penerapan nilai antikorupsi di lingkungan Kemenag.
“Ibu-ibu sudah dibekali berbagai sangu (bekal) untuk menjadi penggerak sekaligus pelatih yang bisa mengampu dan menyampaikan semangat antikorupsi,” ujar Penasihat DWP Kemenag Eny Retno Yaqut di Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Eny Retno juga menyoroti penggunaan media sosial untuk mempromosikan, membagikan, dan mengakses informasi tentang antikorupsi.
“Ibu-ibu bisa mulai menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi antikorupsi ini,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua DWP Itjen Kemenag, Cut Haslinar mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen pencegahan korupsi yang dimulai dari perempuan dan dari keluarga. Menurutnya, perempuan sebagai titik awal pendidikan nilai-nilai anti korupsi yang kemudian akan dikembangkan di keluarga dan kemudian akan meluas ke jejaring lingkungan sosial masing-masing.
Cut Haslinar juga berharap, program ini akan menjadi gerakan internal Kementerian Agama yang dapat menjadi pengungkit percepatan pembangunan budaya berintegritas.
Sementara Plt Sekretaris Itjen Kemenag, Kastolan menyampaikan, peran keluarga terutama istri sebagai pendamping suami harus mampu menjadi benteng pertahanan pertama dalam pencegahan korupsi. Menurutnya, kaum ibu yang saat ini suaminya sedang diamanahkan memegang jabatan yang melekat agar mampu menjadi support system sehingga tercipta lingkungan pemerintahan yang bersih dan tidak koruptif.