Advertisement
Bandar Lampung – Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi MAg menekankan transformasi diri dalam perspektif moderasi beragama.
“Menghafal definisi konsep moderasi beragama itu mudah, bahkan menceramahkan ulang kepada orang lain juga mudah. Yang tidak mudah adalah bagaimana menyelesaikan diri sendiri,” ungkapnya secara virtual saat memberikan arahan pada Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Angkatan I, Rabu (27/09/2023).
Prof Inung, sapaan akrabnya, membeberkan salah satu contoh, “Tolong dicek pada diri masing-masing, betapa mudah kita bereaksi atas nama panggilan iman yang kita yakini, ketika ada sebuah masjid dibangun di wilayah muslim minoritas ditolak atau bahkan dirusak oleh umat agama lain, hati kita teriris, iman kita terpanggil, menuntut adanya ketidakadilan dan mengatakan intoleran,”
“Namun seketika kita terdiam, iman kita tumpul ketika ada rumah ibadah yang ditolak oleh saudara seiman kita, seakan itu bukan urusan kita. Padahal toleransi itu adalah salah satu pilar penting dalam moderasi beragama,” terangnya.
Di hadapan para peserta dia menegaskan bahwa harus ada transformasi diri. Karena apapun bentuk penguatan moderasi beragama, tidak akan berarti apabila individu tertentu tidak bisa mentransformasi menjadi manusia baru dengan perspektif, cara pandang dan sikap dalam kehidupan beragama.
“Saling menghormati agama orang lain, dan melindungi hak-haknya itu adalah tuntutan atas keyakinan keagamaan kita sendiri. Itu salah satu hal penting sebagai pesan dari moderasi beragama,” tandasnya.
Usai memberikan arahan, Prof Inung menutup kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Angkatan I yang diselenggarakan Pusat Moderasi Beragama UIN Raden Intan Lampung (RIL).
Hadir dalam penutupan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Angkatan I, Rektor UIN RIL, Wakil Rektor I, Wakil Rektor III, Wakil Dekan II Fakultas Adab, Ketua LP2M, Kepala SPI, Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN RIL, dan instruktur nasional.
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 60 peserta dari unsur sivitas akademika UIN RIL dan kembali menyertakan TNI – Polri Kota Bandar Lampung.
Para peserta diberikan penguatan pada 25-28 September 2023 yang berlangsung di Hotel Emersia. Sivitas akademika UIN RIL yang mengikuti yakni Kabag/Kasubbag, Koordinator/Subkoordinator, Kaprodi/Sekprodi, Bendahara, serta sejumlah dosen dan tenaga pendidikan. Adapun pemateri dari kegiatan ini diberikan oleh Stafsus Kemenag, Instruktur nasional, serta tim pengajar UIN Raden Intan Lampung.
Sementara, Wakil Rektor III dalam sambutannya berharap, para peserta dapat menjadi pelopor agen terciptanya moderasi beragama di lingkungan pribadi, keluarga, tetangga termasuk dimanapun tempat beraktivitas dan tempat bekerja.
“Kegiatan ini sangat signifikan dan penting, agar melahirkan pribadi yang inklusif bukan eksklusif. Pribadi yang bisa memahami perbedaan yang memang sudah sunnatullah,” katanya.