Advertisement
Bandar Lampung - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan Penerimaan Pertukaran Mahasiswa Program SEA Teacher 2023 dari Chiang Mai Rajabhat University (CMRU) Thailand, di Ruang Sidang FKIP Unila, Senin 21 Agustus 2023.
Jaruwan Aintha dan Kasidit Piya diterima oleh Dekan Prof. Dr. Sunyono, M.Si., beserta para Wakil Dekan, Ketua bagian Tata Usaha, para Sub Koordinator, para ketua Ketua dan Sekretaris Jurusan.
Pertukaran Mahasiswa Program SEA Teacher 2023 bertujuan memperluas wawasan dan pengalaman akademik mahasiswa serta memperkaya pengetahuan mereka dalam bidang pendidikan.
Dengan berkolaborasi bersama CMRU, FKIP Unila berkomitmen untuk memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam rangka mengembangkan kualitas pendidikan, meningkatkan keberagaman budaya, serta membangun jejaring kerjasama internasional yang berkelanjutan.
Jaruwan dan Kasidit dijadwalkan akan mengikuti program SEA Teacher praktik mengajar di SMA YP Universitas Lampung selama sebulan. Prof Sunyono menyambut kedatangan mereka dengan dengan penuh semangat dan terlihat antusias berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam dunia pendidikan.
“Di FKIP, komitmen kami adalah memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa thailand ini, dan kami berusaha sebaik mungkin untuk mendukung perjalanan belajar mereka di lingkungan ini,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Sunyono ingin menekankan pentingnya peran “SEA Teacher Buddy” yang akan selalu mendampingi para kedua mahasiswa Thailand selama mereka melaksanakan program.
Buddy ini akan membantu mahasiswa beradaptasi dengan lingkungan baru, memberikan dukungan dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkan tentang kebudayaan dan kebiasaan masyarakat salah satunya masyarakat lampung.
Sementara Kasidit yang mewakili mahasiswa SEA Teacher Thailand berharap mampu mengaplikasikan pelajaran yang diperoleh di kampus dalam praktik mengajar. Tetapi, lebih daripada itu, dia juga mengharapkan dapat mengeksplorasi kebudayaan dan norma-norma masyarakat di Indonesia, termasuk kekhasan Lampung.
Dia melihat peluang ini sebagai jendela yang membuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan tentang dunia pendidikan dan kekayaan budaya, serta memberikan pengalaman yang sangat berharga baginya dan rekannya, Jaruwan.