Advertisement
Lampung - Universitas Lampung (Unila) menggelar rapat koordinasi (rakor) antara pimpinan dan Dewan Pengawas (Dewas) Badan Layanan Umum (BLU) Unila, di ruang sidang utama, Gedung Rektorat, lantai dua, Jumat, 26 Mei 2023.
Rakor dihadiri Rektor Unila Prof. Dr. Ir Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M, beserta jajaran wakil rektor, ketua senat, ketua SPI, kepala biro, ketua lembaga, kepala UPT, dan koordinator bagian di lingkungan Unila.
Sementara Dewas BLU Unila yang hadir antara lain Ketua Dewas Dr. Chatarina Muliana, S.H., S.E., M.H., didampingi Mohammad Dody Fachrudin, S.E., M.Si., C.F.E., dan Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec., selaku anggota Dewas.
Salah satu agenda rakor adalah membahas kerja sama dengan perguruan tinggi swasta (PTS) di Lampung dalam rangka penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri.
Chatarina Muliana menekankan agar kebijakan, aturan, dan keputusan yang akan diambil Unila nantinya harus sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan tinggi, utamanya menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan zaman.
Ia meminta pimpinan Unila untuk mengawal hal tersebut dan berharap kebijakan-kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru tetap mengacu pada tujuan nasional.
Di sisi lain, Rektor Unila Prof. Lusi menyampaikan perkembangan terkait progres monev internal yang dilakukan SPI.
Prof. Lusi mengatakan, saat ini ada lima orang auditor bersertifikat yang ditugaskan untuk mengaudit anggaran setiap unit, khususnya tahun 2022.
SPI harus segera menuntaskan audit dan menilai kembali anggaran tahun 2022 sebelum memasuki tahap evaluasi anggaran tahun 2023 untuk periode Januari-Juni.
Ia menjelaskan, tujuan evaluasi ini adalah untuk mengatasi segala hambatan dan meningkatkan kinerja proyek-proyek yang sedang berjalan.
Hingga Mei 2023, kata Rektor, Unila telah berhasil menyerap lebih dari 25% anggaran dari setiap unitnya. Hal ini merupakan suatu capaian yang baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8% di bulan yang sama.
“Dengan cara ini, kita dapat mengevaluasi kekurangan dan kemajuan yang terhambat. Selain itu, kita bisa evaluasi dan mencari solusi agar progres dapat berjalan dengan baik,” ujar Prof. Lusi. (*)