Advertisement
BENGKULU---Tanaman kelapa sawit PTPN VII Unit Talopino di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu mulai pulih setelah mendapat treatmen agronomis sesuai standar beberapa tahun terakhir. Bahkan, manajemen optimistis bisa memproduksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit 28 ton per hektare atau setara 14,85 juta ton pada kinerja 2023.
Pernyataan itu disampaikan Suandi, Masinis Kepala PTPN VII Unit Talopino saat menerima inspeksi Dewan Komisaris PTPN VII ke Unit itu, Rabu (1/3/23). Ia melaporkan, pada kinerja 2022, kebun seluas 518 hektare yang dikelolanya berhasil menembus produksi 23,3 ton per hektare.
“Kami memasang RKAP produktivitas TBS tahun 2023 sebanyak 28,6 ton per hektare. Angka ini naik cukup tinggi dibanding pencapaian pada 2022 yang tercapai 23,3 ton per hektare. Tapi kami optimistis dengan memacu produksi karena potensinya ada,” kata dia di hadapan Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat dan pejabat lainnya.
Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat melakukan inspeksi didampingi SEVP Operation I PTPN VII Budi Susilo. Turut menyambut, Kabag SPI PTPN VII Ary Askari, Sekertaris Perusahaan Bambang Hartawan, dan beberapa pejabat utama PTPN VII. Tiga personel Komite Audit sebagai organ Dekom, yakni Heri Suheri, Nurkholis, dan Leonardo turut mendampingi kunjungan itu.
Pada pengarahannya, Nurhidayat mengapresiasi kinerja Unit Talopino yang sejak 2021 terus membukukan laba. Ia juga mendukung manajemen unit yang dengan percaya diri mematok target produksi TBS dengan optimistis. Sebab, kata dia, potensi untuk menaikkan produksi dan produktivitas itu ada.
Menurut dia, efek positif perlakuan standar agronomis pada tanaman tahunan seperti kelapa sawit memang tidak instan. Pemupukan yang cukup, perawatan, dan berbagai treatmen akan terlihat hasilnya paling cepat lima bulan. Tak heran jika mulai tahun 2022 tanaman yang dikelola PTPN VII berada pada performa terbaiknya.
“Saya kira kita harus optimistis untuk meraih angka-angka RKAP yang telah kita pasang. Saya apresiasi tim Talopino yang akan mengejar produktivitas 28,6 ton per hektare karena memang potensinya ada. Ini bisa menjadi rekor baru di PTPN VII yang membanggakan,” kata dia.
Sebelum menggelar rapat di Kantor Central, Nurhidayat sekilas melihat kebun kelapa sawit Unit Talopino. Bahkan, Tim Komite Audit Dekom, yakni Heri Suheri, Nurkholis, dan Leonardo terlebih dahulu meninjau kebun yang kontur lahannya berbukit-bukit.
Menurut Heri Suheri, potensi TBS di Unit Talopino sangat besar sehingga tepat jika terpasang target produktivitas 28,6 ton per hektare. Heri mengatakan, jika Tim Unit Talopino bisa memaksimalkan potensi yang ada di kebun, angka 28,6 ton per hektare tidak terlalu sulit ditembus.
Menanggapi itu, Suandi menyatakan Tim Unit Talopino berupaya maksimal untuk menggali produksi pada kinerja 2023. Namun, ia meminta dukungan manajemen untuk beberapa program dalam rangka pencapaian target tersebut.
Dalam program rencana kerja tahun 2023, Suandi mengusulkan untuk pembuatan parit isolasi kebun (parit gajah) sepanjang 2.500 meter sebagai upaya pengamanan produksi. Sebab, kata dia, salah satu kendala mendesak dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas adalah masih terjadinya pencurian TBS.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada BoM melalui Pak Budi (Budi Susilo) sebagai SEVP yang telah menyetujui program pembuatan parit gajah. Ini sangat urgen karena pencurian TBS masih sangat banyak. Akibat pencurian, kami kehilangan potensi sangat besar sehingga angka-angka RKAP tidak tercapai,” kata dia.
Senada, SEVP Operation I Budi Susilo memberi beberapa catatan kepada Tim Unit Talopino. Ia meminta manajemen Unit Talopino untuk mengaktifkan komunikasi secara persuasif dengan stakeholder.
“Kita sudah setujui pembuatan parit isolasi untuk meminimalisasi pencurian. Karena pencurian memang sangat mengganggu penggalian produksi. Efektifkan personel pengamanan, baik internal, terlebih dari BKO. Dan jalin hubungan lebih intensif dengan tokoh masyarakat dan warga sekitar,” kata dia.
Tentang kinerja pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) di Unit Talopino yang saat ini sedang dalam posisi kerja sama olah (KSO) dengan pihak ketiga, Budi meminta Tim Unit Talopino untuk menjalin komunikasi lebih baik lagi. (*)