KONKRIT NEWS
Jumat, Januari 27, 2023, 11:05 WIB
Last Updated 2023-01-27T04:05:03Z
Tanggamus

Oknum Kepsek dan Wali Kelas Diduga Tergiur Rupiah Sedikit

Advertisement

 


TANGGAMUS--Alasan tidak ada paksaan ke wali murid, penyedia name tag terkesan melenggang bebas berbisnis di SD Negeri 1 Sinarsemendo, Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, namun orang tua murid keluhkan kualitas barang yang tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan, Kamis, (26/01/23).

Menanggapi hal ini, oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri 1 Sinarsemendo, Istiatuti, membenarkan adanya penyedia name tag (Tanda Pengenal-Red) datang ke sekolah, dan telah izin ke Kepsek untuk menjual produk mereka dengan catatan menawarkan. Dan mengingatkan kepada wali kelas, tidak boleh paksa para murid untuk membeli name tag tersebut.

Dari hasil penjualan tersebut, Oknum Kepsek mengaku dia dan wali kelas mendapatkan bagian Seribu Rupiah (Rp. 1.000) permurid yang membeli.

"Dia kan menawarkan (Penyedia-Red) itu satu papan nama/name tag satunya 15 ribu dan untuk saya seribu dan untuk guru wali kelas seribu. Tapi saya bilang, untuk untung nanti dulu silahkan tawarkan aja dulu," katanya.

Izin diberikan oleh Kepsek ke penjual karena merasa kasihan, namun amat disayangkan tidak ada ketelitian atas kualitas barang yang ditawarkan.

"Saya itu hanya kasian sama orang jualan, karena jujur saya dari orang susah," kilahnya.

Wali murid merasa barang yang diterima tidak sesuai dengan harga yang dikeluarkan, menurutnya name tag yang dihargai senilai Lima Belas Ribu Rupiah (Rp. 15.000) dari pihak penyedia hanya nama dari kertas yang dicetak lalu ditempel ke papan name tag tersebut.

"Ya kalau ini nama yang dicetak lalu tempel ke papan nya, terkena air sekali aja hilang, kalau kita cetak yang biasa nya ada di tempat foto copy mungkin nggak segini harga nya mas, tapi ya nama nya anak-anak liat teman nya, ikutan beli," terang wali murid yang tidak mau dituliskan namanya yang diketahui anaknya duduk di kelas 1.

Mirisnya, Oknum Kepsek sempat berdalih jika dia tidak mengetahui terkait penjualan name tag tersebut, apalagi ada bagi keuntungan, dan malah mengarahkan wartawan untuk bertanya kepada para guru wali kelas masing-masing.

(ROBI)