Advertisement
PESAWARAN - Reputasi PTPN VII sebagai juara umum Planters Innovation Summit (PIS) 2022 mendapat apresiasi Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat. Pada kunjungan kerjanya ke PTPN VII Unit Way Berulu, Pesawaran, Rabu (28/12/22), ia berkesempatan menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Tim Optimus Wabe yang menjadi juara pertama dan mengantar PTPN VII menjadi juara umum PIS 2022.
“Atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan selamat. Tetapi, di balik predikat juara ini, ada tanggung jawab moral kepada publik bahwa kita memang juara sejati. Bukan hanya di atas panggung, tetapi dibuktikan juara juga pada kinerja kita di perusahaan yang kita cintai ini,” kata dia.
Pada hari kedua kunjungannya, Nurhidayat yang didampingi Organ Dekom, yakni Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko menginspeksi Unit Way Lima dan Unit Way Berulu yang berada di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Bergabung dengan rombongan, SEVP Operation II PTPN VII Dicky Tjahyono, Kabag. Ops. II Wiyoso, Kabag SPI Ary Asykari, dan beberapa lainnya.
Di Unit Way Lima, rombongan disambut Manajer Moehammad Baasith. Dalam paparannya, Baasith dan tim mendapat apresiasi karena mampu memaksimalkan produksi dan produktivitas Unit yang mengelola kebun karet tersebut. Selain rapat di kantor Sentral, rombongan juga meninjau beberapa spot kebun di Afdeling I Unit Way Lima.
Kunjungan dilanjutkan ke Unit Way Berulu yang juga mengelola karet dan terdapat pabrik pengolahan karet. Hampir sama dengan kunjungan sehari sebelumnya di Unit Kedaton dan Unit Bergen (Lampung Selatan) yang mengelola karet, Nurhidayat menyatakan prihatin dengan atmosfer bisnis karet saat ini. Ia mengatakan, beberapa kendala eksternal yang mempengaruhi iklim usaha karet alam masih menjadi kendala dalam meraih keuntungan.
“Saya memahami kerja keras teman-teman di unit-unit yang mengelola karet. Dari sisi spirit dan semangat membangun perubahan kinerja operasional sudah sangat baik, tetapi faktor eksternal masih belum berpihak. Harga pasar karet masih terus rendah sejak 2020. Dan itu tidak bisa kita intervensi. Sementara, ada beberapa faktor alam yang mengganggu produktivitas, cuaca yang kurang bersahabat, ada virus pestalo, dan lainnya,” kata dia.
Menghadapi situasi yang masih anomali itu, Nurhidayat meminta semua elemen di PTPN VII untuk bahu-membahu mengatasi masalah. Caranya, dengan meningkatkan produksi, menekan harga pokok produksi, dan melakukan efisiensi.
“Kita tidak bisa terlalu berharap dari faktor eksternal untuk meningkatkan pendapatan. Kalau harga tidak naik, yang harus kita lakukan adalah meningkatkan produksi. Lalu, kita tekan biaya-biaya seefisien mungkin. Caranya dengan melakukan berbagai inovasi-inovasi seperti yang dicapai oleh Tim Optimus ini,” kata dia.
Diketahui, Tim Optimus Wabe menjadi juara PIS 2022 dengan inovasi yang sederhana dan merupakan aktivitas harian yang dimodifikasi. Nurhidayat memberi catatan, upaya Tim Optimus adalah contoh yang harus dicari dan dilakukan terus menerus dalam rangka meningkatkan efisiensi.
“Saya yakin Tim Optimus ini terpilih menjadi juara karena konsepnya sederhana, mudah diaplikasikan, tidak membutuhkan investasi, dan memberi nilai tambah cukup signifikan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas. Dengan rekayasa perlakuan rubber sheet di kamar asap yang sebelumnya enam hari menjadi empat hari dengan mutu yang lebih baik, itu jelas hitungan efisiensinya,” kata dia.
Nurhidayat meminta model-model inovasi sederhana seperti yang dilakukan Tim Optimus ini dilakukan terus menerus dalam semua bidang pekerjaan. Dengan mempersingkat waktu singgah di kamar asap, kata dia, otomatis pabrik bisa menambah kapasitas produksi secara signifikan.
“Kita masih bisa meningkatkan produksi karet seiring dengan perbaikan kesehatan tanaman dan menambah tenaga penyadap. Di pabrik, dengan inovasi Tim Optimus ini juga membuka peluang semua produksi karet bisa diolah sehingga utilitas pabrik lebih baik. Tahun 2023 ada indikator-indikator untuk berproduksi lebih banyak lagi. Maka, mulai 1 Januari 2023, kita harus start lebih kencang,” kata dia.
Pada presentasinya, Manajer PTPN VII Unit Way Berulu Sugeng Budi Prasongko maupun Manajer Unit Way Lima M. Baasith menyatakan optimistis. Sugeng mengatakan, beberapa strategi meningkatkan produksi sudah dirancang berdasarkan kondisi aktual tanaman dan kondisi pabrik.
Senada, Baasith juga merilis potensi tanaman yang bisa dieksploitasi pada 2023 dengan sistem sadap lebih padat. Yakni, dari pola D-4 (pohon disadap empat hari sekali) menjadi D-3 (disadap tiga hari sekali). Dengan pola ini, Baasith memperkirakan akan ada penambahan produksi pada 2023 sebesar 17 sampai 24 persen dari kondisi sekarang.
“Kami sudah menganalisis kemungkinan dan kelayakan pindah pola dari D-4 ke D-3 karena kondisi kesehatan tanaman sudah lebih baik. Konsekuensinya perlu penataan tenaga kerja. Tetapi, secara kalkulasi masih bisa menaikkan produksi antara 17—24 persen,” kata dia.
Mendukung strategi ini, SEVP Operation II Dicky Tjahyono memberikan arahan kepadaa Manajer Unit untuk segera melakukan penataan tenaga kerja dan berkordinasi dengan Bagian SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dimaksud guna meningkatkan produksi sesuai potensi yang ada dan diharapkan dapat meningkatkan utilitas pabrik kita yang selama ini masih idle karena kekurangan bahan baku.
Pesan Dicky dalam akhir paparannya mengingatkan Manajer dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus memenuhi syarat teknis dan memliki kompetensi. Diberikan pelatihan, dan diberi rambu-rambu yang jelas dan ketat. Sebab, kulit yang disadap adalah investasi yang sangat berharga dan harus kita jaga dengan ketat,” kata dia. (*)