KONKRIT NEWS
Kamis, Oktober 13, 2022, 11:47 WIB
Last Updated 2022-10-13T04:47:02Z
Tulang Bawang

Selain Kualitas Buruk, Pengerjaan Proyek Peningkatan DIR di Rawa Jitu Molor dari Jadwal

Advertisement

 


TULANGBAWANG - Kualitas proyek peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil, Kabupaten Tulangbawang, oleh PT Indo Bangun Group senilai Rp.97.800.000.000 dinilai buruk.

Irigasi Proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung itu banyak terjadi kebocoran dan retak-retak.

"Saat diuji coba saluran air ini banyak terjadi kebocoran. Sehingga banyak yang dilakukan penambalan pada saluran air yang dibangun," terang SU (53) salah satu warga Kampung Wono Agung, Kecamatan Rawa Jitu Selatan, Selasa (11/10/2022).

Sebagian warga juga mengatakan, jika kualitas dari pembuatan saluran air yang kurang baik. Hal itu terlihat dari banyak terjadinya retakan pada saluran air yang dicetak dan terpasang.

Selain kualitas kontruksi yang dinilai kurang baik, pekerjaan peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil, Kabupaten Tulangbawang ini pekerjaan juga dinilai lambat.

Bahkan pekerjaan dengan nomor kontrak HK.02.03/03/SNVT.PJPA MS/IRAIII/2020 tertanggal kontrak 23 Desember 2020 dengan waktu pekerjaan 480 hari kalender itu pekerjaannya hingga saat ini belum selesai. 

Semestinya berdasarkan kontrak pekerjaan peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil itu selesai di bulan April 2022 lalu.

Bahkan, dari pantauan wartawan di lapangan progres pekerjaaan pembanguan irigasi itu baru mencapai sekira 70%.

Pimpinan Proyek PT Indo Bangun Group, Khoirul Alung, mengklaim jika pekerjaan tersebut telah mencapai 90%.

"Ada adendum sampai akhir tahun 2022. Mudah-mudahan sampai akhir tahun 2022 ini pekerjaan selesai," katanya.

Pihaknya mengatakan, banyak kendala di lapangan yang menjadi penyebab terjadi kendala lambatnya pekerjaan.

"Terutama faktor cuaca. Kita kesulitan mengangkut material ke lokasi. Selain itu juga terkendala sulitnya sosialisasi kepada masyarakat terkait akan dibangunnya irigasi ini," jelasnya.

Pihak konsultan pengawas yakni PT Innako dan PT Reka Patria Internusa KSO belum dapat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut. Saat didatangi di kantor perwakilan meski terdapat staff yang berada di kantor namun enggan memberikan keterangan. (Rls/KN)