Advertisement
Tulang Bawang - Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Tulangbawang, Junerdi, menyayangkan pekerjaan proyek peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil, senilai Rp.97,8 miliar yang terkesan asal jadi.
Junerdi mengaku, telah banyak menerima laporan dari masyarakat dan rekan-rekan lembaga serta wartawan terkait buruknya kualitas pekerjaan proyek peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil, oleh puhak pelaksana PT Indo Bangun Group.
"Kami sudah banyak informasi baik dari masyarakat, rekan-rekan LSM dan wartawan mengenai indikasi buruknya kualitas dari proyek peningkatan DIR Rawa Jitu SPP Ipil ini. Padahal nilai proyek ini fantastis yakni Rp 97,8 miliar," ujar Junerdi, Minggu (23/10/2022).
Pihaknya meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, untuk tegas menyikapi hal ini.
"Kami meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Dirjen atau balai besar Provinsi Lampung dapat menyikapi hal ini. Bila perlu bongkar pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi," jelasnya.
Selain itu Ketua PWRI Tulangbawang ini juga berharap kepada konsultan pengawas yakni PT Innako dan PT Reka Patria Internusa KSO, dapat bekerja dan menjalankan tugasnya secara profesional dan sesuai regulasinya.
"Harus benar-benar diawasi. Kalau salah katakan salah. Kalau tidak sesuai spesifikasi jangan diterima. Bagaimana ini pekerjaan sudah terjadi keretakan dan kebocoran di mana-mana. Konsultan Pengawas kemana ini," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, kualitas proyek peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil, Kabupaten Tulangbawang, oleh PT Indo Bangun Group senilai Rp.97.800.000.000 dinilai buruk.
Irigasi Proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung itu banyak terjadi kebocoran dan retak-retak.
"Saat diuji coba saluran air ini banyak terjadi kebocoran. Sehingga banyak yang dilakukan penambalan pada saluran air yang dibangun," terang SU (53) salah satu warga Kampung Wono Agung, Kecamatan Rawa Jitu Selatan, Selasa (11/10/2022).
Sebagian warga juga mengatakan, jika kualitas dari pembuatan saluran air yang kurang baik. Hal itu terlihat dari banyak terjadi retakan pada saluran air yang dicetak dan terpasang.
Selain kualitas kontruksi yang dinilai kurang baik, pekerjaan peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil, Kabupaten Tulangbawang ini pekerjaan juga dinilai lambat.
Bahkan pekerjaan dengan nomor kontrak HK.02.03/03/SNVT.PJPA MS/IRAIII/2020 tertanggal kontrak 23 Desember 2020 dengan waktu pekerjaan 480 hari kalender itu pekerjaannya hingga saat ini belum selesai.
Semestinya berdasarkan kontrak pekerjaan peningkatan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Rawa Jitu SPP Ipil itu selesai di bulan April 2022 lalu.
Bahkan, dari pantauan wartawan di lapangan progres pekerjaaan pembanguan irigasi itu baru mencapai sekira 70%.
Pimpinan Proyek PT Indo Bangun Group, Lulung, mengklaim jika pekerjaan tersebut telah mencapai 90%.
"Ada adendum sampai akhir tahun 2022. Mudah-mudahan sampai akhir tahun 2022 ini pekerjaan selesai," katanya.
Pihaknya mengatakan, banyak kendala di lapangan yang menjadi penyebab terjadi kendala lambatnya pekerjaan.
"Terutama faktor cuaca. Kita kesulitan mengakut material ke lokasi. Selain itu juga terkendala sulitnya sosialisasi kepada masyarakat terkait akan dibangunnya irigasi ini," jelasnya.
Pihak konsultan pengawas yakni PT Innako dan PT Reka Patria Internusa KSO belum dapat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut. Saat didatangi di kantor perwakilan meski terdapat staff yang berada di kantor namun enggan memberikan keterangan. (Holidi/TIM)