Advertisement
Tulang Bawang Barat - Proyek pembangunan laboratorium komputer di Sekolah Dasar Negeri 5 Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2022 disinyalir bermasalah.
Betapa tidak, kegiatan yang diketahui dengan pagu anggaran Rp. 208 juta lebih, yang dikerjakan secara swakelola oleh pihak sekolah tersebut diduga melanggar regulasi semestinya.
Dari hasil keterangan beberapa dewan guru setempat menyatakan jika proyek tersebut langsung di kelola oleh oknum kepala sekolah setempat tanpa melibatkan panitia pembangunan sekolah yang di bentuk.
"Sejauh ini kami guru -guru yang di bentuk dalam Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) tidak di libatkan, seperti hal nya saya selaku bendahara P2S tidak sama sekali di libatkan baik pembelanjaan hingga pengelolaan, bahkan pencairan uang negara tersebut," ujar salah seorang guru yang enggan di sebut namanya, Rabu (20/07).
Dikatakannya, sejak awal mulai dari pencairan dirinya tidak mengetahui bahkan tidak di libatkan mengenai program pemerintah tersebut.
"Pernah terjadi yang semestinya tanda tangan saya, namun hanya di wakili, tanpa saya langsung yang menananda tangani," imbuhnya.
Disisi lain, beberapa dewan guru lainnya menerangkan jika ketua panitia pembangunan sekolah di ambil alih langsung oleh kepala sekolah.
"Kalau untuk ketua P2S nya itu langsung kepala sekolah bang," bebernya.
Sementara, Hani yang diketahui selaku kepala sekolah baru di sekolah tersebut juga mengatakan jika pengelolaan dana alokasi khusus tersebut dirinya tidak di libatkan oleh kepala sekolah yang lama.
"Jadi awal mula, pak MJ ini mundur selaku kepala sekolah disini, bahkan SK saya pun sebagai pengganti kepala sekolah yang baru, sudah lama terbitnya tepatnya pada 27 Juni yang lalu, namun anehnya hingga saat ini pengelolaan DAK tersebut di kelola penuh oleh kepala sekolah lama, dengan alasan dirinya masih berhak lantaran SK pengunduran dirinya belum juga terbit," terangnya.
Sementara, dari proses pelaksanaan pembangunan di lapangan, juga diduga terjadi indikasi melanggar aturan bahkan diduga kurangnya pengawasan dari pihak sekolah setempat.
Pasalnya, beberapa pekerja bangunan diduga tidak menertibi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lantaran saat di kunjungi di temukan beberapa pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri sebagaimana mestinya.
Saat di konfirmasi salah satu pekerja beralasan jika APD tersebut tidak di gunakan lantaran risih bahkan panas.
"Panas aja pak, makanya tidak di gunakan," ungkap salah seorang pekerja.
Sementara hingga saat ini, kepala sekolah yang lama, belum bisa di pintai keterangan, lantaran saat di kunjungi di sekolah, oknum kepala sekolah ini justru terkesan menghindar, hal itu di ketahui dari beberapa siswa didik yang menyatakan jika saat tim media mengunjungi sekolahnya oknum ini sengaja pergi guna menghindari wartawan.
"Tadi waktu bapak masuk kesini, pak kepala sekolah nya ada, Lalu beliau nggak lama langsung pergi," terangnya. (Holidi)