Advertisement
Tulang Bawang - Warga sekaligus tokoh pemuda Kampung Tunggal Warga Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang, keluhkan Pembangunan proyek Rabat Beton, Gorong-gorong dan Draenase yang dikerjakan oleh perusahaan PT. Bumi Selatan Perkasa selaku kontraktor pelaksana. Keluhan itu disampaikan karena melihat kondisi dan fakta Rabat Beton yang baru hitungan hari dikerjakan sudah pada retak dan patah. Pasalnya, proyek yang menghabiskan dana senilai Rp. 13.155.440.330,00 diduga dikerjakan asal jadi.
Karena itu, Warga sekaligus tokoh pemuda kampung Tunggal Warga sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada DPW Badan Advokasi Investigasi Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ( DPW BAIN HAM RI ) Provinsi Lampung atas kepedulian dan upaya untuk mengungkap permasalahan proyek pembangunan Rabat Beton, Gorong-gorong dan Draenase di kampung mereka yang diduga asal jadi.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Muharol yang merupakan Tokoh Pemuda sekaligus sebagai Wakil Ketua BPK Kampung Tunggal Warga.
“Saya mewakili masyarakat Kampung Tunggal Warga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan media dan DPW BAIN HAM RI Provinsi Lampung sekaligus mengapresiasi karena sudah mau perduli dengan permasalahan Proyek Pembangunan Rabat Beton dikampung kami yang secara kasat mata serta fakta yang ada dilapangan diduga pengerjaannya dilakukan tidak sesuai dengan RAB dan spesifikasi teknis,” Ujar Muharol pada saat dikunjungi tim media ke rumahnya, Minggu (19/06/2022).
Sebagai warga masyarakat Kampung Tunggal Warga, lanjut Muharol, “tentunya kami sangat senang atas bantuan dari Pemerintah baik pusat ataupun daerah apa lagi kalau bantuan tersebut adalah bantuan infrastruktur untuk akses jalan tapi tentunya pembangunan yang berkwalitas dan bermutu, tidak seperti pembangunan Rabat Beton yang ada di Rk 002, 003 004 tersebut yang baru dikerjakan beberapa hari sudah mengalami keretakan dan patah hingga dasarnya padahal kalau dilihat dari jumlah anggarannya yang sangat besar hingga mencapai belasan milyar rupiah seharusnya pembangunan Rabat Beton tersebut berkwalitas baik,” katanya dengan nada bicara kecewa.
Dirinya sangat berharap kepada Kementrian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Lampung agar bisa turun dan melihat langsung pembangunan Rabat Beton yang sudah selesai dikerjakan dan bisa melakukan pembongkaran jika memang benar Rabat Beton tersebut ketebalannya tidak merata seperti informasi yang beredar di masyarakat.
“Kami sangat berharap kepada Kementrian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Lampung untuk melakukan pengecekan apa penyebabnya pembanguan Rabat Beton tersebut banyak yang sudah mengalami keretakan dan patah hingga dasar, sebab dari informasi yang beredar ketebalan proyek tersebut tidak merata dan selain dari pada itu kenapa pengecoran Rabat Beton tersebut harus dilakukan malam hari disaat warga sudah tidur sehingga tidak bisa melakukan pengawasan,” ungkapnya.
Kepada awak media Ketum DPW BAIN HAM RI Provinsi Lampung Ferry Saputra, YS menyampaikan terkait dugaan pembangunan proyek Rabat Beton yang diduga tidak sesuai dengan RAB dan spesifikasi teknis maka dirinya akan berkirim surat Ke Kementrian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Balai Prasarana Pemukiman Provinsi Lampung agar sesegera melakukan kroscek dan segera melakukan pembongkaran untuk pengerjaan Rabat Beton yang ketebalannya tidak merata sehingga menyebabkan keretakan dan patah hingga dasarnya.
"Saat ini saya sedang mempersiapkan kelengkapan untuk lampiran surat yang akan saya kirimkan ke Kementrian PUPR, selain itu ada beberapa surat lainnya juga sudah saya persiapkan seperti ke APH mulai dari Kejaksaan, Kepolisian dan KPK RI bilamana pekerjaan tersebut tidak dibongkar bahkan saya juga sudah membuat surat yang akan saya kirimkan kepada Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo supaya beliau tau kalau Programnya tidak dilaksanakan sesuai yang beliau harapkan." Ucap Ferry Saputra di Kantor DPD BAIN HAM RI Tulang Bawang, Sabtu (18/06/2022). (Tim/KN)