Advertisement
Tulang Bawang - Proyek Rabat Beton, Gorong-gorong dan saluran Draenase senilai Rp 13.155.440.330,00 yang berlokasi di Jalan Kamboja Rt. 004 Rw. 002 Kampung Tunggal Warga Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang memicu gejolak masyarakat yang protes karena diduga pengerjaannya tidak sesuai dengan RAB pasalnya pada saat pengecoran Rabat Beton tersebut dianggap ketebalannya tidak merata.
Hal tersebut di ungkapkan oleh Ketua Umum DPW BAIN HAM RI Provinsi Lampung Ferry Saputra, YS bahwa dirinya mendapatkan kiriman video dari warga setempat, yang isi video tersebut menunjukkan pada saat warga setempat protes kepada menejemen perusahaan selaku pelaksana yang mengerjakan royek Rabat Beton ternyata ketebalannya tidak merata.
Untuk memastikan kebenaran isi video tersebut Ketua Umum DPW BAIN HAM RI Provinsi Lampung Ferry Saputra, YS ahirnya turun langsung untuk melakukan investigasi dilokasi pekerjaan Rabat Beton tersebut.
Setelah di investigasi dan di tela'ah, menurut Ferry Saputra pekerjaan Rabat Beton tersebut ketebalannya memang tidak merata, kiri kanan ketebalan cor Rabat Beton tingginya 20 cm sementara ditengah-tengah cor Rabat Beton 8 cm, 10 cm dan 12 cm.
“Saya sudah dari turun lokasi proyek Rabat Beton tersebut, fakta yang saya lihat dilapangan memang pengerjaannya diduga asal jadi, selain ketebalannya yang tidak merata pengerjaannya juga diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, dalam pengerjaannya tidak dilakukannya pengerukan dan pemadatan dengan menggunakan alat berat Vibro, tidak dihamparkannya batu Agregat A dan Agregat B dengan ketebalan 10 cm dan dengan anggaran sudah belasan milyar rupiah kok tidak menggunakan besi Wiremesh, anehnya dasar Rabat Beton tersebut hanya menggunakan pasir saja,” ungkap Ferry Saputra saat melakukan jumpa pers bersama sejumlah awak media, dikantor DPD BAIN HAM RI Tulang Bawang, Kamis (16/06/2022).
Selain dari pada itu lanjut Ferry, “Tidak adanya papan nama proyek (gambar konstruksi pekerjaan Rabat Beton) yang dipasang oleh pihak perusahaan guna mempermudah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat atau pihak-pihak terkait seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, rekan-rekan media dan APH, apa lagi anggaran yang di alokasikan ke proyek tersebut jumlahnya cukup besar,” ucapnya.
Ditambahkan Ferry Saputra bahwa pekerjaan Proyek Rabat Beton tersebut yang sudah dikerjakan saat ini sudah banyak mengalami keretakan padahal jalan tersebut belum dilalui kendaraan. Dan menurut dia ada hal yang janggal, kenapa pengecoran itu sering dikerjakan malam hari padahal limit waktu pengerjaannya cukup lama yaitu 180 hari kalender serta jalan tersebut adalah jalan lingkungan yang tidak rame kendaraan yang lalu lalang.
“Dalam hal ini kami dari DPW BAIN HAM RI Provinsi Lampung meminta kepada Direktorat Jendral Cipta Karya Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Lampung dan PT. Bumi Selatan Perkasa agar melakukan pembongkara Proyek Rabat Beton tersebut yang tidak sesuai dengan RAB dan Spesifikasi Teknis yang sudah dikerjakan dengan panjang + 1 Km dan harapan kami untuk pengerjaan berikutnya agar bisa dikerjakan sesuai dengan RAB dan desain gambar yang sudah ditetapkan,” ungkapnya.
Melalui via handpone, Dudi yang merupakan pihak menejemen PT. Bumi Selatan Perkasa menyampaikan, "kalau apa yang diduga oleh Pak Ferry itu tidak bener, karena pekerjaan ini sedang berjalan dan sedang dilaksanakan, dia melakukan pengukuran dan segala macem itu, dan tentunya pola pengukuran seperti itu tidak dibenarkan juga, bukan begiku cara mengukur pekerjaan seseorang, semua itu ada teknisnya, ada langkahnya, ada acuannya, ada hitungannya, kalau inikan hanya dugaan-dugaan saja," ungkap Dudi, Kamis (16/06/2022).
Dudi juga menjelaskan, "kalau dasar dari proyek Rabat Beton tersebut hanya menggunakan pasir urug dan tidak dilakukan pengerukan, selain dari pada itu mengenai apa yang dikatakan Pak Ferry kalau pengerjaannya kok malam hari, itu karena kami malakukan percepatan pekerjaan, kita bukan mau memperlambat pekerjaan, jadi demikian yang dapat saya sampaikan," tutupnya.
Salah satu warga setempat yang namanya enggan disebutkan mengatakan kalau keretakan pada Rabat Beton tersebut sampai dasar, tidak hanya retak dibagian atas juga tapi sampai bawah, dan menurut dia, itu bukan retak tapi patah.
"Proyek Rabat Beton ini bukan lagi retak pak tapi sudah patah sampai dasar, kalau menurut saya pekerjaan ini kurang berkwalitas," ucapnya singkat kepada Tim awak media saat turun ke lokasi Proyek Rabat Beton tersebut, Kamis (16/062022). (Holidi/KN)