Advertisement
Tanggamus - Moderasi dalam Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu anak Bangsa, kata “moderasi” memiliki hubungan dengan beberapa istilah. Dalam bahasa Inggris, kata Moderai berasal dari kata moderation, yang berarti sikap sedang, sikap tidak berlebihan. Juga terdapat kata moderator, yang berarti ketua (of meeting), pelerai, penengah (of dispute). Kata moderation berasal dari bahasa Latin moderatio, yang berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “moderasi” berarti penghindaran pada kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini adalah serapan dari kata “moderat”, yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan kecenderungan ke arah jalan tengah. Sedangkan kata “moderator” berarti orang yang bertindak sebagai penengah (hakim, wasit, dan sebagainya). Jadi, ketika kata “moderasi” disandingkan dengan kata “beragama”, menjadi “moderasi beragama”, maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama. Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa.
Ajang silaturahmi antar generasi muda lintas agama diyakini menjadi salah satu media yang produktif dan efektif untuk merawat perdamaian, juga diyakini untuk menyuburkan semangat toleransi antar umat beragama ditengah masyarakat, mengingat kontek sosial di kecamatan gisting begitu beragam budaya, etnis dan agama sehinga kegitan silaturahmi pemuda lintas agama ini perlu dikembangkan guna menghasilkan rumusan-rumusan yang konstruktif demi terjaganya kerukunan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sekalipun dikecamatan gisting ini daerah yang tidak ada terjadi konfilik antar agama.
Silaturahmi pemuda lintas agama kecamatan Gisting ini dalam rangka giat memperingati hari sumpah pemuda, kegiatan berlansung di aula Kantor KUA Kecamatan Gisting Rabu/27/10/21. Dalam acara tersebut dihadiri dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan dan keagamaan. Perwakilan organisasi kepemudaan dan keagamaan tersebut adalah Eka Agung Nugroho perwakilan dari pemuda kristen, M. Abdurouf Hanifuddin, M.Pd perwakilan dari Gerakan Pemuda Aansor, Solahuddin Magad perwakilan dari KAHMI, Ust. Bambang Mugiono dari pemuda muhammadiyah dan Tomas Sumaryadi perwakilan dari pemuda katolik. Kegiatan ini diinisiasi dan difasilitasi oleh kantor Urusan Agama Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Dalam sambutannya Darmawan, S.Fil.I, M.Ag, kepala kantor urusan Agama kecamatan Gisting, berharap dengan diselenggarakannya kegiatan ini sprit perdamaian, toleransi dan kerukunan antar umat beragama khususnya dikecamatan gisting dapat terus terjaga. Lebih lanjut Darmawan menambahkan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi moderasi beragama, moderasi beragama itu merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun untuk mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa, paling tidak moderasi beragama dapat terlihat melalui empat indikator, diantaranya adanya komitmen kebangsaan yang kuat, sikap toleransi terhadap sesama, memiliki prinsip menolak tindakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal serta menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat yang sangat beragam, terang darmawan.
Pada kesempatan yang sama, Bambang Mugiono perwakilan dari pemuda muhammadiyah berharap kegiatan silaturahmi pemuda lintas agama ini tidak terhenti pada tataran diskusi saja, namun lebih kepada praktik aksi nyata, misal kedepan kita adakan kemah bersama antar pemuda litas agama atau kegiatan olah raga bersama pemuda lintas agama, harap ketua Pemuda Muhammadiyah. Senada yang disampaikan dari perwakilan Gerakan Pemuda Ansor M. Abdurouf, pada prinsipnya Gerakan Pemuda Ansor dari dulu memang sudah menanamkan dan memiliki semangat moderasi dalam beragama, soal moderasi dalam beragama Gerakan Pemuda Ansor jangan diragukan, semangat kebersamaan antar umat beragama, bersinergi antar umat beragama merupakan suatu kekuatan dalam membangun bangsa, kapanpun dan dimanapaun pemuda Ansor siap bersinergi selagi untuk kemaslahatan, ucap Rouf.
Sementara Tomas Sumaryadi perwakilan dari pemuda katolik mengapresiasi kegiatan tersebut, ucapan terimakasih dan apresiasi saya sampaikan atas adanya kegiatan ini, pada prinspnya pemuda katolik hadir ditengah masyarakat tampil sebagai jembatan antar ummat beragama untuk melakukan kegiatan kegiatan sosial dan selalu merawat komunikasi dan kerukunan umat beragama, baik tampil sebagai jembatan kerukunan antar umat beragama maupun tampil sebagai jembatan antara gereja dengan pemerintah, tegas ketua pemuda katolik itu.
Dalam acara silaturahmi pemuda lintas agama kecamatan gisting ini menghasilkan kesepakan untuk melaksnakan agenda rutin kegiatan sosial bersama pemuda lintas agama di kecamatan gisting. Untuk memudahkan kordinasi agenda kegiatan kedepan, maka dibentuk wadah Komunitas Pemuda Lintas Agama kecamatan Gisting, Solahuddin magad perwakilan dari korps Alumni HMI sebagai inisiator Komunitas Pemuda Lintas Agama Kecamatan Gisting menginginkan kedepannya wadah ini bisa menjadi sebagai media silaturahmi bagi generasi muda lintas agama yang ada di kecamatan Gisting sebagai ikhtiar merayakan kemajmukan kaum beragama dan lebih lebih komunitas pemuda lintas agama kecamatan gisting ini bisa menjadi roll model kerukunan umat beragama di kabupaten Tanggamus, tutupnya. (Red)