Advertisement
Bandar Lampung - Majelis Wilayah Forum Alumni Kohati/Hmi Wati (FORHATI) Provinsi Lampung adakan kegiatan Webinar Internasional ekonomi dengan mengusung tema “Telaah Kritis Upaya Pemulihan ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19,”Sabtu (29/05/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut Dr.Efa Rodiah Nur, SH.,MH Selaku kepala UPT Pengembangan Kewirausahaan dan karir UIN Raden Intan Lampung sekaligus sebagai moderator, Dr.Hj Heni Noviarita, SE.,M.Si sebagai ketua Periodik Majelis Wilayah Forhati Lampung, dan Narasumber Dr.rer.pol. Deniey Adi Purwanto, S.,MSE selaku peneliti INDEF, Gottingen, Jerman, Dr. Ida Budiarty. SE.,M.Si selaku dosen ilmu ekonomi pembagunan FEB Unila, Dr. Edarwan,.M.Si selaku Kepala Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung serta anggota Forhati Lampung dan Mahasiswa/i
Dalam sambutannya Dr.Hj Heni Noviarita, SE.,M.Si selaku ketua Periodik Majelis Wilayah Forhati Lampung sedikit menjelaskan bahwa melaui Webinar Internasional Ekomoni, MW Forhati lampung menghadirkan narasumber Nasional dan Internasional bertujuan untuk memberikan kontribusi dan pemikirannya dimasa pademi Covid-19 yang belum berakhir seperti sekarang
"Kami MW Forhati lampung melalui webinar Internasional Ekonomi menghadirkan Narasumber Nasional dan Internasional untuk ikut serta memberikan kontribusi dan pemikirannya tentang pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19 yang belum berakhir,"ujarnya.
Ia menambahkan, Masalah covid-19 yang tadinya masalah kesehatan kini berubah menjadi masalah ekonomi dengan indikator menurunya tingkat kesehatan dan ekonomi yang belum meningkat, tentunya ini berdampak secara luas disemua aspek kehidupan masyarakat bukan hanya di Indonesia bahkan sampai dunia.
"Untuk itu kebersamaan dan keseriusan antara Akademisi, Praktisi dan pemerintah untuk menangani kasus secara serius agar bisa segera keluar dari persoalan ini, Edukasi dan literasinya kepada masyarakat terus ditingkatkan untuk pemulihan ekonomi dan kesehatan,"tutur heni
Selanjutnya pada sesi materi Deniey Adi Purwanto, S.,MSE selaku peneliti INDEF, Gottingen, Jerman, mengatakan Ada beberapa tantangan kedepan terhadap pemulihan ekonomi di indonesia, dalam kondisi resesi seperti ini setidaknya tren dalam satu tahun terakhir menunjukan arah pertumbuhan yang lebih baik.
” yang perlu menjadi catatan bahwa diperlukan beberapa kebijakan yang lebih baik untuk mendukung dan mendorong adanya peningkatan investasi dan konsumsi, terutama sektor investasi itu paling penting karena akan memberikan efek yang paling besar dan efek jangka panjang terhadap perekonomian Indonesia yang akan datang,”ungkapnya
Lanjut Deniey, global data tematik di dalam studinya yang berjudul covid-19 economi recovery scorecard menganalisis menempatkan Indonesia pada posisi ke-9 yang memiliki daya recovery yang lebih baik atau lebih cepat, ini lebih tinggi dari Negara maju, namun ada beberapa catatat yang harus kita perhatikan bersama.
“Fokus perhatian kita bersama, masalah pengendalian inflansi, masalah pengagguran, indeks ketimpangan dan sektor industri pengolahan, ini menjadi catatan yang cukup penting untuk diperhatikan pemulihan ekonominya, kalau kita bisa bersama dan fokus pada persoalan ini muda-mudan kita bisa mengcover lebih baik dan cepat terhadap dampak covid-19 di Indonesia,”terangnya
Dalam materinya juga, Dr. Edarwan,.M.Si selaku Kepala Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung mengatakan pandemi covid-19 didalam pertumbuhan ekonomi berdampak negative pada aktifitas perekonomian lampung.
”pertumbuhan ekonomi Lampung tumbuh dengan minus 1,67 % ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi melaui sektor-sektor tertentu, kemudian kita berharap 2021 ini akan ada peningkatan ternyata di triwulan satu 2021 itu malah menjadi lebih parah artinya kita diposisi minus 2,1 % , seandainya terjadi sekenario terburuk tahun 2021 ini masih belum pulih ekonomi kita tentunya pemerintah daerah atau pemerintah provinsi harus mengambil langkah atau menyiapkan strategi pemulihan ekonomi Lampung untuk 2022,”ujarnya
Untuk mencapai rangka pemulihan ekonomi pasca Covid-19 untuk tahun 2022, kita perlu kebijakan-kebijakan sektoral yaitu penguatan kesehatan, penguatan perlindungan sosial, akselerasi investasi, pembangunan pertanian, pemulihan industry, perdagangan,koperasi dan UKM, pembangunan pariwisata, pembangunan SDM dan pembangunan infrastruktur.
“penguatan sektor kesehatan harus memastikan pelaksanaan vaksinasi covid-19 berjalan sukses, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan dalam penguatan sistem kesehatan melalui peningkatan upaya promotif dan preventif melalui germas, kapasitas health security terutama surveilans, jejaring dan kapasitas laboratorium dan sistem informasi serta pemenuhan sumber daya kesehatan, kemudian perluas program perlindungan sosial termasuk perluasan basis data yang mencakup pekerja sektor informasi, menarik investasi sebesar-besarnya untuk menggerakan ekonomi melalui penyederhanaan dan percepatan pelayanan investasi memberikan pajak bagi investor, selanjutnya mengimplementasikan Kartu Petani Berjaya (KPB) sebagai salah satu solusi permasalahan di sektoe pertanian terkait bibit, sarana prasarana, permodalan dan pemasaran produk pertanian, diharapkan dengan KPB, kesejahteraan petani Lampung meningkat, intensifikasi, rehabilitasi, perluasan tanaman komoditi unggul, dan semua itu memberikan efek yang baik untuk pemulihan ekonomi Lampung utuk kedepannya,”kata Edarwan
Dr. Ida Budiarty. SE.,M.Si selaku dosen ilmu ekonomi pembagunan FEB Unila juga menggungkapkan hal yang sama bahwa Kesejahteraan masyarakat Lampung di masa pandemic covid-19 masih belum positif dan belum membaik kita bisa melihat di sektor nilai tukar petani, hunian kamar hotel, transportasi darat maupun udara masih mengalami penurunan yang lebih rendah. Sehimgga ini berdampak juga pada penurunan pariwisata di Lampung.
“Sektor-sektor yang terganggu yang ada di Lampung yaitu Komsumsi rumah tangga, investasi dan pemerintah yang produksinya masih belum positif untuk Kesajahteraan masyarakat Lampung, karena NTP (Nilai Tukar Petani) di Pedesaan masih 91,51%, tetapi saya terharu ini lebih rendah 1,6% dari NTP Tingkat Nasional, Jadi jika berada lebih besar dari 1% artinya membaik tetapi jika kurang dari 1% artinya biaya kebutuhan petani lebih besar dibandingkan dengan nilai produksinya, berarti kita bisa bayangkan ada devisit didalam anggaran rumah tangga petani, Dipencapaian hotel berbintang hanya sebesar 13,2% selama Covid-19 tahun 2020 Kemudian di sektor transportasi muatan penumpang turun 81,67%, pencapaian pesawat udara juga turun, contoh pencapaian pesawat kargo turun 70,57% dan 80,88% ini untuk Lampung, jadi melihat dari ini artinya pariwisata benar-benar terdampak dari kondisi pandemi covid-19,”ungkapnya
Seusai materi webinar dilanjutkan dengan sesi diskusi antara pemateri dan peserta, webinar yang diikuti 69 Peserta itu mendapat respon yang baik dari peserta maupun pemateri. (Rls/KN)