KONKRIT NEWS
Senin, Januari 18, 2021, 13:07 WIB
Last Updated 2021-01-18T06:12:53Z
Hukum dan KriminalLampung Timur

Anggaran Sapras SMPN 6 Satap Batanghari Nuban Lampung Timur Dipertanyakn

Advertisement


Lampung Timur - Sarana dan prasarana sekolah (Sapras) kenyamanan dan terawat menjadi salah satu sarat mutlak kegiatan belajar mengajar, dalam lingkungan sekolah dapat nyaman dan kondusif. Namun ini sangat jauh berbeda dan lain halnya yang terlihat di SMPN 6 Batanghari Nuban Satu Atap Kabupaten Lampung Timur.

Kondisi gedung sekolah jauh dari yang diharapkan tidak memenuhi standar layak dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini pula dibuktikan oleh tim media yang berkunjung langsung ke SMPN 6 Batanghari Nuban Satu Atap Kabupaten Lampung Timur Senin (18/01/2021).




Berdasarkan laporan dari beberapa warga sekitar dan orang tua siswa yang mengatakan, kondisi gedung belajar SMPN 6 Batanghari Nuban Satu Atap Lampung Timur tidak pernah ada perawatan.dan selama belajar daring ini guru hanya masuk setiap hari selas dan kamis saja,'' ungkapnya.

"Kami sebagai warga dan juga orang tua wali siswa sangat miris, jika melihat sekolah yang tidak pernah ada perawatan.Buktinya bisa dilihat tidak pernah ada pengecatan, selain itu plapon pada jebol di gedung itu. Padahal pasti ada anggaran untuk perbaikan, apa karena sekolah ini di pedalaman atau pelosok. Sehingga bisa semaunya mengelola dana anggaran. Justru ini patut dipertanyakan keman dana anggaran itu," jelas narasumber yang namanya enggan disebutkan.



Terlihat jelas dari laporan rekapitulasi TW 1 ada dana dikeluarkan untuk  sapras sarana dan prasaran sekolah, Rp.5.300.000,- bahwa keadaan di seluruh bangunan gedung sekolah tempat siswa belajar plapon jebol disana - sini, tembok gedung sudah kusam seperti tidak pernah ada pengecatan dan toilet rusak seperti sudah lama tidak diperbaiki.

Sampai berita ini diterbitkan, Kepala SMPN 6 Batanghari Nuban Satu Atap Kabupaten Lampung Timur belum bisa di konfirmasi walau sudah 2 kali media mendatangi sekolahan, tapi sekolahan selalu tutup dan tidak ada satupun dewan guru yang piket.

(Samidi)