KONKRIT NEWS
Minggu, Desember 27, 2020, 11:50 WIB
Last Updated 2020-12-27T04:58:51Z
Lampung

MENUNGGU GERAKAN HMI CABANG PRINGSEWU

Advertisement
Hasbullah, Pemerhati Gerakan Mahasiswa


Lampung - Immanuel Kant, seorang filsuf asal Jerman pernah berkata bahwa sejarah bukanlah sesuatu yang terjadi, tapi sejarah adalah sesuatu yang terjadi dan memiliki arti. Yang perlu kita ingat dalam sejarah, gerakan mahasiswa telah menggoreskan tinta emasnya sebagai avant garde dalam setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh bangsa ini. Sehingga  begitu fenomenalnya gerakan mahasiswa sehingga diberikan label yang prestisius sebagai agent of change, agent of control dan berbagai label lainnya yang menandakan mahasiswa merupakan manusia-manusia yang melakukan perubahan pada perbaikan dan kebenaran. 


Arief Budiman, dalam buku Peranan Mahasiswa sebagai Inteligensia menyampaikan  bahwa Mahasiswa adalah sebuah lapisan masyarakat terdidik yang menikmati kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sesuai dengan perkembangan usianya yang secara emosional sedang bergejolak menuju kematangan dan berproses menemukan jati diri, dan sebagai sebuah lapisan masyarakat yang belum banyak dicemari kepentingan-kepentingan praktis dan pragmatis, alam fikiran mahasiswa beorientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran. Karena orientasi idealis dan pembelaannya pada kebenaran, sebagian ahli memasukkannya ke dalam kelompok cendikiawan. 


Tidak dipungkiri lagi bahwa mahasiswa adalah elemen pembaharu yang ada dalam masyarakat yang mampu melakukan perubahan-perubahan dengan kekuatan idealismenya. Idealisme ini harus juga diikuti dengan peguasaan keilmuan serta kemaharian dalam membangun relasi di dalam masyarakat. Bagi kaum terpelajar maka mahasiswa dalam melakukan perjuangan dalam pergerakan harus mampu menterjemahkan ilmu pengetahuan dan berusaha melahirkan kecerdikan. Sehingga idealisem merupakan pengejawatahan dari pemikiran yang matang dan harus diimplementasikan di masyarakat sebagai bukti kepedulian serta bentuk tanggung jawab mahasiswa dan kemanusiaan. 


Mari kita ingatkan kembali  bahwa gerakan mahasiswa telah memberikan sumbangsih yang luar biasa terhadap perubahan sosial yang ada di Indonesia.  Dalam catatan sejarah ditulis bahwa  gerakan mahasiswa bergerakan secara dinamis dengan segala cerita dan catattannya baik pasang maupun surutnya. Hal ini terjadi bagaimana gerakan mahasiswa dalam  merespon tantangan zaman. Dalam catatan sejarah bahwa gerakan mahasiswa mengalami puncak kejayaannya di era 98 dengan menumbangkan rezim orde baru dan masuk pada orde reformasi. Yang menjadi tercengangnya lagi bahwa  gerakan mahasiswa hari ini mengalami beberapa perubahan bahkan terlihat ada titik kemunduran dan penulisa melihat dan merasakan salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), 


Mari Bergerak dan Bersinergi Bersama


Berita gembira bagi saya setelah membaca berita bahwa telah terselenggaranya Musyawarah Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kabupaten Pringsewu. Ini akan menjadi mentari pagi hari yang menghangatkan bahkan menghidupan kompetensi pergerakan mahasiswa di kabupaten Pringsewu. Kehadiran HMI cabang Pringsewu memberikan keyakinan pada saya  bahwa organisasi mahasiswa akan memberikan warna dan berwarna dalam kompeleknya persoalan keumatan, kemasyarakatan bahkan kelokalan dalam pendekatan pemikiran serta praksis gerakan pembelaan serta pencerahan.  Dan HMI memiliki kemampuan hal tersebut dalam kekuatan organisasi serta kekuatan aktivis-aktivis yang sudah ditempat didalamnya. 


Kehadiran HMI cabang Pringsewu diharapkan akan menjadi organisasi yang menghidupan budaya-budaya keilmuan dan budaya pergerakan baik dalam bentuk kemahasiswaan dan kemanusiaan. Sebagai organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia sudah semestinya HMI mampu memberikan suri tauladan dalam semua lini gerakan pembelaannya. Sehingga kehadiran HMI Cabang Pringsewu menjadi satu alternatif dalam menghidupan mendewasakan serta tidak gagap dalam segalama macam persolan yang menimpa masyarakat di kabupaten pringsewu.  HMI sebagai organisasi berpengalaman harus dalam gerakan dan  memiliki catatan apik dalam dunia pergerakan mahasiswa bertanggung jawab dalam pergeseran dan perubahan gerakan mahasiswa yang hari ini terlihat.


Menelaan sambutan Andrian Sudrajat dalam acara pembukaan Musyarah Cabang HMI yang dilaksankan pada tanggal 17 Desember 2020, beliau menyampaikan bahwa HMI harus melebarkan sayap sebab peran HMI sangat dibutuhkan oleh umat dan bangsa. Disinilah bahwa bagaimana kelahiran HMI Cabang Pringsewu bergerak, berkerja dan berkegiatan dalam rangka menjawab semua kebutuhan yang di butuhkan umat dan bangsa. Kerja HMI bukan saja mengerjakan pekerjaan rumah mahasiswa ansih tapi keberadaan HMI cabang Pringsewu harus juga melakukan aksi nyata memberikan solusi atas apa-apa yang di risaukan umat dan bangsa. Artinya HMI cabang pringsewu memiliki tugas dan tanggung jawab besar di kabupaten pringsewu bersama dengan elemen kemahasiswaan lainnya untuk bersatu bersinergi menuntaskan segala bentuk persoalan yang ada dikabupaten pringsewu dengan cara-cara lazimnya mahasiswa. 


Tiga laboratorium HMI Cabang Pringsewu untuk umat dan bangsa.

 

Pertama Laboratorium keIslaman. Sebagai organisasi yang bernafaskan Islam, HMI menjadi salah satu organisasi Islam yang memiliki tanggung jawab untuk menjawab segala persoalan dan permasalahan yang menimpa umat Islam hari ini dan hari-hari kedepan. Jika menilik sejarah, pada hakekatnya HMI lahir untuk menjawab personal-pesoalan umat Islam yang mengalami kemunduran baik dari sisi pengetahuan dan pengamalan. Dari sinilah kehadiran HMI di cabang pringsewu harus mampu melahirkan laboratorium ke-Islam-an  yang berfungsi sebagai wadah melakukan pengkajian Islam  secara pengetahuan, pemahaman, pengahayatan dan dan pengamalan hingganya Islam difahami secara utuh, baik dan benar. Sebab dengan memahami Islam secara keseluruahan akan mengantarkan umat Islam bahagia di dunia dan akhirat. Selain itu labarotirum ini menjadi alat tugas suci anggota dan pengurus HMI  dalam mengajak umat Islam pada kebenaran Illahi dalam rangka menciptakan kemakmuran dan keadilan baik material maupun spiritual hingganya kejumu atas pengetahuan kesIslaman dapat terselesaikan dengan kehadiran HMI. Dari sinilah HMI cabang Pringsewu dapat memberikan jawaban atas pemikiran-pemikiran Islam yang sempit serta menghidupkan Islam sebagai agama universial bukan saja berkutat pada peribadatan saja melainkan mampu menyadarkan umat Islam aga mewujudkan Izzul Islam Wal Muslimin. 


Kedua, Laboratorium Keilmuan. Sebagai organsiasi yang lokus gerakkannya ada di kalangan mahasiswa yang memiliki tempat dalam wadah pengetahuan di perguruan tinggi sudah semestinya HMI hadir untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kebodohon dan melahirkan pencerdasan serta pencerah keadaan. Pengurus maupun anggota HMI di cabang pringsewu khususnya  harus berani dalam bersikap, kritis selalu berfikir obyektif dan rasional. Aktivis HMI sudah semestinya medesain ruang-ruang pemikiran sehingga hadir sebagai penambuh gendrang  kultur keilmuan, kultur akademik serla kultur dialogis. Sehingganya hadir ruang-raung diskusi yang mampu mereflisikan segala persoalan yang ada baik persoalan masyarakat, umat serta persoalan bangsa. Dari sinilah aktivis HMI Cabang Pringsewu mampu menjadi dan mampu menentukan araha masa depan cabang Pringsewu dalam pendekatan keilmuan yang bisa dipertanggung jawabkan secara keilmuwan. Di lain sisi dengan laboraturium keilmuan ini aktivis HMI cabang Pringsewu bisa menghadirkan mimbar-mimbar keilmuan yang hari ini telah bubar bahkan punah karena kepentingan-kepentingan intelektual sesaat demi kekuasaan. Dari mimbar inilah HMI akan mampu membukan jalan masuk untuk perubahan pola fikir  serta pola tindak masyarakat cabang Pringsewu dalam pendekatan keilmuan. Jangan sampai terjadi kemujudan intelektual yang akan mengakibatkann kemuduran secara sosio-politik yang mengakibatkan kemuduran umat Islam dalam pengembangan ajaran-ajaran Islam sehingga ada pelemahan secara psikologis terhadap keilmuan Islam yang hari ini secara tidak langsung sudah terjadi.


Ketiga, Laboratorium Gerakan. Dengan beragama gerakan mahasiswa yang ada dikabupaten pringsewu, bisa saya sebutkan ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan juga gerakan-gerakan mahsiswa lainnya yang terus bergerak dengan menyembukan identitas sudah ada terlihat karya gerakannya. Ini menjadikan gerakan HMI akan lebih dinamis dan progresif karena secara langsung kehadiran gerakan HMI cabang Pringsewu akan menjadi warna lain dan aroma serta rasa lebih yang pantas dinikmat dan di konsumsi. Gerakan HMI cabang Pringsewu dengan kompleksnya organisasi harus mampu mewujudkan asprirasi umat menjadi perekat serta penguat  gerakan mahasiswa walaupun dalam tujuannya dan ideologi berbeda-beda. Jangan sampai kehadiran HMI semakin mempertajam priksi gerakan yang hari lebih kental aroma politik dan kepentingan sesaat dari pada nuasa ideologis serta intelektual.  Laboratorium gerakan,  HMI cabang Pringsewu menjadi satu solusi hari ini sehingga perbedaan orientasi dan ideology tidak menjadikan kita sempit dalam pemikiran dan gerakan, yang akhirnya organisasi sibuk  mencari kesalahan serta menekan organisasi lainnya. Saya kira HMI dengan pijakan dasarnya  bersumber kepada (Al Qur’an dan Hadist) serta ada Nilai Dasar Perjuangan (NDP)  yang ini menjadi rujukan  yang dijabarkan dalam taktis gerakan HMI.  Maka lobarotorium gerakan lahir bukan untuk saling menyalahkan organisasi dalam gerakan tapi bagaimana dapat menyatukan persepsi gerakan yang tidak menyalahi aturan roda organisasi mahasiswa masing-masing. (*)