Advertisement
Pesawaran, (Lampung) - Pembangunan mega proyek Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) berkapasitas 275 KV/150 KV, terletak di Dusun 3 Desa Batanghari Ogan Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung terus dikeluhkan warga. Pasalnya, sepanjang jalan Desa Batanghari Ogan dan lainnya yang dilalui kendaraan berat pengangkut bahan material menuju lokasi pembangunan Gitet mulai mengalami kerusakan.
Tidak hanya itu, pembangunan mega proyek tersebut bahkan tidak ada sosialisasi akibat terjadinya dampak radiasi terhadap warga sekitar dusun 3 RT.7 dan RT.8 Desa Batanghari Ogan, serta tidak memprioritaskan tenaga kerja dan pengusaha lokal. Selain itu, gardu induk tegangan tinggi tersebut juga sangat berdekatan dengan lokasi pendidikan SMKN 1 Tegineneng.
Di lokasi pembangunan tim media mencoba mencari tau kebenaran apa yang menjadi keluhan warga Dusun 3 RT 7 dan RT 8 Desa Batanghari Ogan. Sutris dan Aulia selaku pelaksana menjelaskan tidak pernah menerima laporan masyrakat dan tidak mengetahui keluhan warga setempat. "Bisa melalui pak Denin atau langsung dengan Kepala Desa" ungkapnya.
Sejak peletakan batu pertama pada tanggal 18 Juli 2019 lalu, yang dikerjakan oleh beberapa perusahaan sub kontrak, pihak perusahaan sub kontrak tidak pernah ada koordinasi dan kepedulian dengan warga sekitar. Bahkan warga telah mengirimkan surat berisi keluhan melalui Kepada Desa Batanghari Ogan hingga ditembuskan kepada instansi terkait agar dipertemukan dengan pihak PT. PLN (Persero) namun tidak pernah berhasil.
Idris (60) menuturkan, warga heran belum bermusyawarah tetapi sudah melakukan peresmian peletakan batu pertama.
"Selama ini selalu komplain dengan kita pak kades. Maksud kami dengan pak Camat warga ini dikumpulkan untuk diajak bermusyawarah memikirkan dampak lingkungan. Setelah kami mengajukan keberatan, kami kaget, warga sekitar belum dikumpulkan tiba - tiba sudah di lakukan peletakan batu pertama, kami berfikir pasti melewati jalan kampung ini," tutur Idris.
Ditambahkannya, pada saat peresmian peletakan batu pertama warga pernah berdialog bersama pihak Manager PT. PLN (Persero).
"Pada saat peresmian peletakan batu pertama dijelaskan bahwa akses jalan menuju proyek dialihkan tidak melalui jalan kampung. Atas penjelasan tersebut warga sudah tenang dan segala kendaraan proyek sudah dialihkan," ucap dia.
Tetapi saat ini, kendaraan proyek tersebut masih saja melewati kampung ini. Padahal hasil pertemuan bersama Johar Wijaya selaku Manager PT. PLN mengajak warga sekitar bermusyawarah, namun hingga kini belum terealisasi.
"Kami tidak menghalangi, harapan kami gunakan jalan yang ada" kata dia.
Sampai berita ini diterbitkan, tim media belum bisa mengkonfirmasi Kepala Desa dan Adenin selaku staf. (Tim/KN)