KONKRIT NEWS
Kamis, November 19, 2020, 23:06 WIB
Last Updated 2020-11-19T16:06:45Z
Lampung Timur

Konflik Persoalan Gajah Membuat Warga Resah, Menggantungkan Harapan Kepada Paslon Nomor 3 DA-DI

Advertisement


Lampung Timur - Seringnya gajah liar hutan kawasan Taman Nasional Way Kambas masuk dan merusak tanaman pertanian milik warga. Ironisnya itu masih sering terjadi, sementara Pemerintah Kabupaten Lampung Timur seolah-olah tutup mata dengan kesulitan para petani Desa Penyangga.

Hal itu terungkap setelah adanya konfirmasi awak media ini dengan salah satu Kepala Bidang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Timur, dimana sejak lama hingga saat ini Kabupaten itu tidak memiliki program penanggulangan bencana pada petani Desa Penyangga, lantaran bencana hewan besar yang dilindungi.

Beberapa tokoh masyarakat sekitar, pada wilayah Kecamatan Purbolinggo dan Kecamatan Way Bungur hanya dapat menggantungkan harapanya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember mendatang, Kabupaten Lampung Timur dipimpin Dawam dan Azwar Hadi (Dadi).

Begitu yang disampaikan Darman salah satu tokoh masyarakat Desa Tegal Yoso, Kamis (19/11/2020)

Kepada awak media, dia (Darman Red) bersama masyarakat saat ini hanya dapat berharap pada pasangan Dawam-Azwar, yang akan memimpin Kabupaten bergelar Bumei Tuah Bepadan itu.

Menurutnya, dari rekam jejak selama ini, keduanya dapat mencarikan 'solusi' terhadap kesulitan ekonomi masyarakat yang sering gagal panen akibat bencana dari gajah liar hutan kawasan Waykambas tersebut.

"Kami sepertinya hanya dapat berharap kepada pasangan Dawam dan Azwar, bagaimana cara nya agar gajah yg memang semestinya hidup nyaman didalam hutan, sehingga tidak lagi masuk  ke perkampungan atau peladangan petani, sampai saat sangat sering, bahkan masuk kepemukiman," ungkap Darman.

Warga Desa lainya, Suhamdi juga menyampaikan hal serupa, dimana masyarakat sering melakukan jaga malam diladang, dan hal itu sampai saat ini masih dilakukan petani.

"Karena kalau kita tidak jaga-jaga habis tak akan tersisa lagi buat dipanen, kita tidak dapat berbuat apa-apa, mau tidak mau masyarakat harus berjaga, kalaupun rusak oleh gajah, tapi setidaknya sebagian masih bisa kita selamatkan," tutupnya.

(TIM/KN)