Advertisement
METRO|konkritnews.com--Tidak menutup kemungkinan hasil pembangunan asal jadi apabila pengawasan kurang maksimal serta sulit untuk ditinjau dengan jelas. Hal ini yang terjadi dalam pembangunan ruang penunjang gedung SMPN 10 Metro Lampung, Jum'at, (02/10/2020).
Ada hal yang aneh dan patut dipertanyakan dalam pembangunan ruang penunjang SMPN 10 Metro tersebut, terbukti saat ini tiang-tiang cor gedung sebagai penyangga sudah jadi.
Namun anehnya, tangga permanen menuju lantai gedung atas belum ada, hanya tersedia tangga darurat yang terbuat dari kayu.
Mengingat jarak ketinggian lantai dua mencapai kurang lebih lima meter, hal ini menimbulkan pertanyaan seperti menyulitkan dalam pengawasan khususnya awak media saat berada di lokasi.
Tim media ditemui mas Jon selaku tukang pembangunan, dan mengatakan bahwa awak media harus ikut aturan pimpinan.
"Maaf pak, tolong isi buku tamu, ini pesen dari bos kami," ungkap mas Jon.
Selain itu, mas Jon juga menjelaskan sistem pembayaran para pekerja dalam pembangunan gedung SMPN 10 Metro.
"Tukangnya yang bekerja masih ada empat, semua tukang ada tujuh dari Gunung Sugih, kalau bosnya dari Karang dan pekerjaan ini diborongkan, kalau kepala tukang baru saja pulang," jelas mas Jon.
Kemudian, Tim Media menghubungi via telpon Suyitno, selaku Kepsek SMPN 10 Metro. Ia mengungkapkan bahwa pekerjaan tersebut bukan dari swakelola pihak sekolah.
"Saya tidak masuk sekolah, tadi hujan terus ada kepentingan. Mengenai pembangunan itu rekanan yang mengerjakan dan disitu sudah ada papan namanya. Kemungkinan hari Senin saya masuk, saat ini kepentingan mendadak seperti virtual," ungkap Suyitno.
Perlu diketahui bahwa, pembangunan ruang penunjang milik SMPN 10 Metro dikerjakan oleh rekanan CV. Tunas Jaya Utama dan menelan anggaran Rp. 422.975.000 yang bersumber dari APBD Kota Metro.
(Tim)
