Advertisement
OKU SELATAN|konkritnews.com--Tak terasa waktu seminggu pun telah berlalu, kondisi kesehatan sang bayi yang lahir atas pertolongan seorang Bidan HD (nama inisial) di Desa Kotaway, Kecamatan Buay Pemaca belum juga membaik.
Bayi buah hati pasangan YS (nama inisial) dan SA (nama inisial) kini masih tergolek lemas tak berdaya di sal anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua, Kabupaten OKU Selatan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya oleh Media KONKRIT News, bayi yang lahir tersebut di diagnosa oleh dokter anak sakit karena infeksi tinggi di tali pusar yang telah menjalar ke lambung dan jaringan saraf di otak sang bayi yang berjenis kelamin laki-laki tersebut.
Diduga infeksi disebabkan karena tidak sterilnya peralatan medis dalam memberikan pelayanan pada saat melahirkan di tempat Bidan HD.
Saat dikonfirmasi tentang keadaan anaknya, YS menjelaskan, "Bayi sekarang masih dirawat disini (Rumah Sakit-Red), kondisinya tidak banyak berubah. Hanya saja, bayi yang semula berat badannya 2,4 kg, kini bertambah 2,6 kg, sebab diberi susu oleh perawat disini," ujarnya mengawali obrolan, Senin, (14/09/20).
YS melanjutkan, "Belum pernah ada kepedulian dari HD selaku Bidan, cuma setelah bayi dirawat disini, tempo hari Bidan dan Kepala UPTD Puskesmas Buay Pemaca, Lindawati, pernah sekali ke rumah, mereka datang sambil merekam obrolan dengan istri saya, entah tujuannya apa..??," tanya YS.
Setelah itu, tambah YS, "Mereka pulang, namun tak lama berselang Bidan HD datang lagi, alasan ingin mengontrol istri saya sambil menyodorkan kertas surat untuk ditandatangani, tetapi Bidan HD tidak menjelaskan apa isi surat tersebut. Jadi istri saya tidak mau," tambahnya dengan terheran.
Namun, saat ditanyakan dengan pihak keluarga yang lain, isi surat tersebut yaitu pernyataan tidak akan menuntut apa-apa bila sesuatu terjadi dengan kondisi bayi, yang pada berita sebelumnya sudah dinyatakan kritis oleh pihak Dokter Anak di RSUD Muaradua.
Pihak keluarga pun mengirimkan ke awak media rekaman hasil percakapan via telepon dengan Kepala UPTD Puskesmas, setelah disimak isi rekaman tersebut.
Kepala UPTD Puskesmas Buay Pemaca terkesan membela posisi sang Bidan yang abai dan tak perduli pada bayi yang terdapat ada goresan luka dan lebam di kepala bayi, serta tak mengakui kalo ada memar dibawah ketiak kiri badan bayi.
Bahkan, ia menyangkal adanya warna hitam diujung bekas potongan tali pusar bayi yang menyebabkan bayi yang di diagnosa infeksi tingkat tinggi pasca melahirkan tempo hari.
Diujung audio rekaman, terdengar suara nada ancaman, "Keluarga nya Bidan itu ada di Kejaksaan lho, jadi sudahlah," pungkas Kepala UPTD Puskesmas, seakan menakut-nakuti pihak keluarga.
Dilain pihak, Ketua Lembaga Aliansi DPC OKU Selatan, Ahmad Suhartono, kala dimintai pendapatnya juga mengatakan, "Sungguh disayangkan atas sikap Bidan HD dan Kepala UPTD tersebut, ini menyangkut nyawa anak manusia, semestinya mereka perhatikan dan lebih perduli, ini tidak, malah mereka mencari pembelaan, dan terkesan tidak bertanggungjawab, sehingga patut diduga adanya terjadi Malpraktek," ujar Anton, sapaan akrabnya.
(Yeli)