Advertisement
Lampung Selatan - Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan fenomena gerhana Bulan penumbra yang terjadi, Sabtu (6/6/2020) dini hari. Puncak gerhana terjadi sesuai prediksi yakni pada pukul 02.24 WIB.
Pengamatan yang dilakukan oleh tim OAIL Aditya Abdillah Yusuf, S.Si, dan Dirya Andriyan,S.T., sempat mengalami kendala karena cuaca mendung dan langit berawan di awal pengamatan. Akan tetapi ketika memasuki puncak gerhana sekitar pukul 02.24 WIB, awan sedikit stabil, sehingga gambar yang direkam teleskop lunt 80mm dan kamera CMOS monokrom dapat dengan jelas menampilkan permukaan bulan yang perlahan terlihat sedikit redup karena memasuki penumbra atau bayang-bayang bumi yang lebih tipis dan samar dari pada bayang-bayang sejati (umbra).
Fenomena gerhana dimulai pada hari Sabtu dini hari pukul 00:45 – 04:04 WIB. Meski pengamatan tidak dibuka untuk masyarakat umum karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, akan tetapi masyarakat dapat menyaksikan siaran pengamatan melalui media sosial YouTube resmi OAIL.
“Puncak gerhana sesuai dengan yang kami prediksi, dan ketika puncak gerhana, langit jauh lebih bersahabat sehingga kami dapat merekam dengan jelas proses gerhana Bulan penumbra ini,” jelas Aditya, usai pengamatan.
Kepala UPT OAIL Dr. Hakim L. Malasan, M.Sc. menyebut pengamatan gerhana merupakan kegiatan internasional secara berjejaring. Keutamaannya adalah untuk memeriksa efemeris atau prediksi waktu gerhana dari komputasi orbit Bulan terhadap Bumi.
Pengamatan yang dilakukan OAIL juga menjadi kontribusi penting keilmuan dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari. “Sebagai observatorium yang eksistensinya diakui secara itnernasional maupun domestik, OAIL berkewajiban melakukan pengamatan dalam kampanye gerhana bulan internasional, apalagi OAIL akan segera membangun International Moon Sighting Station (IMSS) yang akan semakin mengokohkan pentingnya OAIL dalam arena riset moon sighting,” jelas Hakim.
Selain itu, OAIL juga berperan penting dalam edukasi masyarakat baik formal maupun non-formal, terutama dalam keilmuan astronomi. Hasil pengamatan OAIL tidak saja untuk public outreach akan tapi juga bisa digunakan oleh para guru/tenaga pendidik sebagai materi pengajaran mereka di level pendidikan sekunder maupun dasar.
Hakim menambahkan, gerhana Bulan maupun Matahari terjadi pada fase bulan baru ataupun purnama. Gaya tarik diferensial Matahari dan Bulan terhadap bumi saat terjadi gerhana merupakan yang terbesar. Sehingga fenomena gerhana biasanya dengan sendirinya memengaruhi pasang naik maupun turun dari airlaut mencapai klimaksnya, walaupun tidak terlalu banyak berbeda dengan pasang surut sehari-harinya.
“Sejauh ini tidak ada korelasi gempa maupun rob, atau bencana alam secara umum, dengan peristiwa gerhana. Gerhana merupakan anugerah yang baik untuk dinikmati dan tidak punya impak buruk dalam kehidupan manusia,” ujar Hakim.
Selain gerhana Bulan penumbra yang berhasil diamati oleh OAIL, akan ada fenomena susulan yaitu gerhana Matahari cincin yang diperkirakan terjadi pada tanggal 21 Juni 2020. Pada fenomena gerhana Matahari cincin, untuk masyarakat Lampung tidak semuanya dapat mengamati, hanya masyarakat di bagian Utara Provinsi Lampung yang kemungkinan bisa melihat fenomena gerhana Matahari sebagian. (*)