Advertisement
Dang Ike Kenalkan Budaya Lampung Kepada Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung
Kecintaan lrjend Pol. Dr. Hi. lke Edwin, SIK., SH., MH., MM., kepada Budaya Nusantara patut di acungi jempol dan patut menjadi tauladan bagi tokoh Bangsa lainnya.
Dang Ike ketika berdinas di Polda Sulawesi Selatan, beliau merangkul Raja-Raja di Sulawesi Selatan untuk menjaga Kamtibmas, hal itu membuat masyarakat merasa terhormat dan dihargai.
Walaupun Sang Jenderal telah pindah tugas, namun dirinya masih berkomunikasi dengan baik dan setiap ada acara penting masih di undang.
Untuk tanah kelahiran Provinsi Lampung, Dang Ike sebagai Anak Bangsawan Tinggi Lampung dan begitu cintanya dengan Budaya kearifan lokal, maka didirikanlah Lamban Kuning katanya saat menerima Mahasiswa Universitas lslam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung yang sedang melakukan Studi Kebudayaan di Lamban Kuning, Jumat (15/11/19).
Lebih lanjut Sang Jenderal mengatakan, ”Ini kita masih dalam heroik memperingati hari Pahlawan 10 November, sejarah membuktikan bahwa yang melawan dan mengusir penjajah adalah Bangsawan Nusantara dan Hulu Balang (Tentara Kerajaan) dan para Ulama seperti Teuku Umar, Cut Nyak Din, Bangsawan dari Aceh, Tuanku lmam Bonjol Bangsawan dari Sumatera Barat, Sultan Taha Bangsawan dari Jambi, Sultan Badaruddin Bangsawan dari Sumatera Selatan, Pangeran Suhaimi Bangsawan dari Lampung, Pangeran Diponogoro Bangsawan dari Pulau Jawa, Sultan Hasanuddin dari Sulawesi, l Gusti Ngurah Rai dari Pulau Bali, Patimura dari Maluku, KH. Dewantara Ulama dari Yogyakarta, Sultan Hamangkubuwono Bangsawan dari Yogyakarta, dan ribuan lagi Bangsawan yang tercatat dengan tinta emas sejarah Republik Indonesia. Dan menjadi suhada untuk menegakkan Negara tercinta ini,” katanya.
Kini kehidupan para Ahli Waris pejuang ini sangat perlu menjadi perhatian pemerintah, karena sejak tahun 1948 pemerintah kerajaan Adat telah dihapuskan dan diganti dengan Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Lurah/Kepala Desa/Pekon, dan wewenang kerajaan Adat untuk mencetak uang juga di cabut, penguasaan tanah juga di cabut sejak 1960 sehingga praktis kehidupan para Tokoh Adat sangat berat, sementara tanggung jawab sosial tidak bisa di lepaskan, karena apabila dilepaskan maka wibawa seorang Tokoh Adat akan ditinggalkan oleh pengikutnya. Apabila seorang Tokoh Adat ditinggalkan oleh pengikutnya, maka sirnalah kearifan lokal itu.
Untuk itulah maka Dang Ike seorang jenderal yang suka sejarah ini mendirikan Lamban Kuning untuk melestarikan dan mensosialisasikan kearifan Lampung kepada Masyarakat dan Generasi muda, agar Adat Lampung tetap hanggum (bangga) dengan Adat dan Budaya Lampung. (Red)