Dianakrobi
Sabtu, September 14, 2019, 18:31 WIB
Last Updated 2019-09-14T11:46:00Z
DaerahPringsewu

DISKUSI GERAKAN LITERASI, PRINGSEWU SIAP JADI KABUPATEN LITERASI DENGAN MILIKI 98 PERPUSTAKAAN

Advertisement
Pringsewu-KN
Relawan Gerakan Literasi Lampung, DR. Eni Amalia, dipercaya menjadi Pemateri dalam Diskusi Gerakan Literasi yang digelar Pemerintah Kabupaten Pringsewu, acara tersebut bertempat di Rest Area Pringsewu. Sabtu (14/09).

Diskusi diikuti dari berbagai kalangan diantaranya, Dinas Pendidikan, Perpustakaan, Kementerian Agama, BPMP, Koperindag, Apdesi, MKKS, K3S, APSI, Perguruan Tinggi, pengusaha serta Relawan Literasi.

Wakil Bupati Kabupaten Pringsewu, Dr. H. Fauzi, S.E., M.Kom., Akt., CA, mengungkapkan bahwa sebenarnya gerakan literasi secara Nasional sudah diserukan sejak tiga tahun lalu.

“Di Provinsi Lampung, baru Lampung Barat yang satu-satunya menjadi Kabupaten Literasi, saya berharap Pringsewu segera menyusul,” kata Fauzi.

Untuk itu,  Fauzi mengajak seluruh peserta diskusi untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik baiknya.


“Gerakan Literasi merupakan Program Nasional jadi sangat menarik untuk diterapkan di Kabupaten Pringsewu. Oleh karena itu, apa yang dijelaskan Pemateri supaya kita tangkap dan dilaksanakan,” ujarnya.

Sementara, DR. Eni Amalia, selaku nara sumber mengungkapkan salah satu tujuan gerakan Literasi agar masyarakat khususnya anak-anak tidak lagi mengalami kesulitan untuk mendapatkan dan membaca buku-buku sesuai dengan minatnya.

“Sesuai undang-undang maka wajib menyelenggarakan perpustakaan sampai ke tingkat Pekon/Desa,” paparnya.

Menurut Dosen UIN Raden Intan ini, gerakan literasi kadang sering disalah artikan para guru, yakni menerapkan kepada siswanya membaca buku selama 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai.

“Dalam gerakan literasi harus bisa mencerdaskan anak anak lewat membaca serta memberi apresiasi kepada anak-anak yang rajin membaca,” tegasnya.

Untuk menjadi Kabupaten Literasi, kata dia, harus diawali dengan membentuk Tim Gerakan Literasi Daerah yang melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Dinas Perpustakaan. Kemudian dibuat peraturan Daerah dianggarkan di APBD serta pelatihan SDM.

“Dan perlu dicatat, bukan hanya sekolah saja yang butuh perpustakaan tapi Rumah Ibadah dan Tempat Umum harus tersedia pojok baca,” ungkapnya.

Sementara Kabid Perpustakaan, Subur Setiyo Widodo, mengaku keberadaan

Literasi di Pringsewu sudah cukup baik. Menurut dia, perpustakaan yang terdata di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yakni ada 98 perpustakaan diantaranya 4 di Kecamatan, 58 di Pekon/Desa, 18 di Pondok Pesantren, 14 di Rumah Ibadah dan 4 Perpustakaan di Komunitas.

(Robi)