Advertisement
Pringsewu-KN
Relawan
Gerakan Literasi Lampung, DR. Eni Amalia,
dipercaya menjadi Pemateri dalam Diskusi Gerakan Literasi yang digelar
Pemerintah Kabupaten Pringsewu, acara tersebut bertempat di Rest Area Pringsewu.
Sabtu (14/09).
Diskusi
diikuti dari berbagai kalangan diantaranya, Dinas Pendidikan, Perpustakaan,
Kementerian Agama, BPMP, Koperindag, Apdesi, MKKS, K3S,
APSI, Perguruan Tinggi, pengusaha serta Relawan
Literasi.
Wakil Bupati
Kabupaten Pringsewu, Dr. H. Fauzi, S.E., M.Kom.,
Akt., CA,
mengungkapkan bahwa sebenarnya
gerakan literasi secara Nasional sudah diserukan sejak tiga tahun
lalu.
“Di Provinsi
Lampung, baru Lampung Barat yang satu-satunya
menjadi Kabupaten Literasi, saya berharap Pringsewu segera menyusul,” kata
Fauzi.
Untuk itu, Fauzi mengajak seluruh peserta diskusi untuk memanfaatkan
kesempatan ini dengan sebaik baiknya.
“Gerakan Literasi merupakan Program
Nasional jadi sangat menarik untuk diterapkan di Kabupaten
Pringsewu. Oleh karena itu,
apa yang dijelaskan Pemateri supaya kita tangkap dan
dilaksanakan,” ujarnya.
Sementara, DR. Eni Amalia,
selaku nara sumber mengungkapkan salah satu tujuan gerakan Literasi
agar masyarakat khususnya anak-anak tidak
lagi mengalami kesulitan untuk mendapatkan dan membaca buku-buku
sesuai dengan minatnya.
“Sesuai
undang-undang maka wajib menyelenggarakan perpustakaan sampai ke
tingkat Pekon/Desa,”
paparnya.
Menurut
Dosen UIN Raden Intan ini, gerakan literasi kadang sering disalah artikan para
guru, yakni menerapkan kepada siswanya membaca buku selama 15
menit sebelum mata pelajaran dimulai.
“Dalam
gerakan literasi harus bisa mencerdaskan anak anak lewat membaca serta memberi
apresiasi kepada anak-anak yang rajin membaca,” tegasnya.
Untuk menjadi Kabupaten Literasi,
kata dia, harus diawali dengan membentuk Tim
Gerakan Literasi Daerah
yang melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama
dan Dinas Perpustakaan. Kemudian dibuat peraturan Daerah
dianggarkan di APBD serta pelatihan SDM.
“Dan perlu
dicatat, bukan hanya sekolah saja yang butuh perpustakaan tapi Rumah
Ibadah dan Tempat Umum
harus tersedia pojok baca,” ungkapnya.
Sementara Kabid Perpustakaan,
Subur Setiyo Widodo, mengaku keberadaan
Literasi di Pringsewu sudah cukup baik. Menurut
dia, perpustakaan yang terdata di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan yakni ada 98 perpustakaan diantaranya 4 di Kecamatan,
58 di Pekon/Desa, 18 di Pondok Pesantren,
14 di Rumah Ibadah dan 4 Perpustakaan
di Komunitas.
(Robi)