Advertisement
Menembus Daerah Terisolir Banjir Konawe Utara
Mobil dobel kabin berpenggerak empat roda yang didatangkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Palu ke wilayah terdampak banjir bandang di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, terjebak lumpur tebal. Lumpur yang merendam hingga setengah ban membuat gerak mobil yang sebenarnya memiliki tenaga besar menjadi tak leluasa. Butuh bantuan warga dengan peralatan seadanya untuk membuat mobil keluar dari lumpur pekat.
Menggunakan balok yang terbawa arus banjir, tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT bersama warga bahu-membahu mengangkat mobil. Tak ada dongkrak yang mampu mengangkat ban, hanya balok kayu dan tenaga dorong dari warga sekitar yang juga menjadi korban banjir untuk membantu mobil keluar dari lumpur.
Koordinator tim Disaster Emergency Response (DER) - ACT Kusmayadi mengatakan, mobil dobel kabin ACT yang terjebak lumpur itu hendak menuju Desa Walalindu di Kecamatan Asera, salah satu desa yang terisolir setelah banjir bandang menerjang Konawe Utara pada Sabtu (1/6) lalu. Di sana, tim DER - ACT mengirimkan bantuan logistik untuk masyarakat terdampak banjir bandang. “Medan lumpur tebal menjadi hambatan kami untuk mendistribusikan bantuan ke Walalindu,” jelas Kusmayadi, Jumat (14/6).
Di Kecamatan Asera, tak hanya Walalindu saja yang menjadi desa terdampak banjir bandang. Desa lain seperti Longeo Utama juga terdampak parah. Banjir yang menerjang Asera, Konawe Utara berasal dari meluapnya Sungai Lalindu. Ratusan rumah dikabarkan hancur terbawa arus banjir.
Terisolirnya beberapa desa di Kecamatan Asera diakibatkan dari terputusnya akses utama yaitu jembatan penghubung desa yang membentang di atas Sungai Lalindu. Jembatan ini hancur terbawa derasnya arus banjir. “Yang membuat terhambatnya pengiriman bantuan ke Asera ialah terputusnya jembatan penghubung, kendaraan roda empat tak dapat melintas. Saat ini warga dibantu relawan dan tim evakuasi gabungan membuat jembatan darurat yang baru dapat dilintasi pejalan kaki dan kendaraan roda dua,” tambah Kusmayadi.
Sampai saat ini tim DER - ACT terus bersiaga di Konawe Utara untuk membantu warga jika ada banjir susulan. Posko Kemanusiaan ACT juga sudah berdiri di beberapa titik, serta dapur umum yang sampai hari ini terus didirikan di berbagai desa yang terdampak parah, termasuk desa terisolir di Walalindu, Asera.
Pelayanan medis dari ACT juga sudah diberikan untuk masyarakat terdampak. Saat ini kondisi mereka beberapa sudah ada yang mengeluhkan sakit karena cuaca yang belum menentu serta tinggal di pengungsian.
Banjir bandang yang menerjang Konawe Utara kini telah merendam kabupaten di Sulawesi Tenggara itu selama lebih dari sepekan. Ratusan rumah warga dilaporkan hancur dan hilang terbawa derasnya arus banjir. Warga yang mengungsi saat ini pun mulai mengeluhkan sakit serta membutuhkan logistik bantuan untuk bertahan hidup. Akses menuju berbagai titik lokasi terdampak memiliki banyak kendala akibat jembatan yang terputus. Hal ini membuat tak sedikit desa yang terisolir.
Ageng Syaiful Anwar Ketua Komunitas Koppi Malang Sari mengatakan komunitasnya akan terus menggalang dana peduli banjir selama dua minggu kedepan. Dibantu Anggota Risma Alhidayah Kertosari, komunitasnya terus menyisir Pasar Kertosari, Warung bahkan sampai ke Kantor Camat Tanjung Sari.
Menurutnya masyarakat merespon sangat positif kegiatan tersebut. Dukungan juga terus mengalir seperti dari Camat Tanjung Sari Rahmat Hadi Wijaya dan Pj Kepala Desa Malang Sari Risman Kholani.
"Kami terus bergerak mengumpulkan bantuan untuk korban bencana banjir di Kalsel dan Sultra. Berbagai dukungan terus mengalir menjadi penyemangat teman-teman," tutupnya.