Advertisement
Pesawaran - Sungguh kasihan nasib Shobari(53) warga dusun Way Tabu Desa Cilimus Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, ia harus rela dicampakan anak dan istrinya lantaran penyakit lumpuh yang dideritanya.
Shobari (53) Pria paruh baya yang mengalami lumpuh dicampakkan anak dan istrinya Setelah mengalami kelumpuhan selama setahun setengah, awalnya shobari sehat akan tetapi setelah mengalami kelumpuhan Subari dibuang oleh anak-anaknya dan kini istrinya pun sudah menikah lagi meskipun belum bercerai secara sah. Minggu, (27/05/2019).
Kejadian itupun dibenarkan oleh Kepala Desa Cilimus, Ahmad Yani.
"Kami sebagai Kepala Desa selama ini sudah membantu Pak Shobari, memang benar bahwa pak Shobari dicampakkan oleh anaknya dan sekarang istrinya sudah menikah lagi," ujar Yani.
tim KWRI Kabupaten Pesawaran saat berkunjung kerumah Ustad Asep untuk berbagi sembako gratis, terlihat Shobari sedang terbaring tak berdaya disebuah gubuk keramat petilasan dekat pemakaman umum Desa Cilimus jauh dari perkampungan.
"Selama ini saya diurus oleh ustad Asep, sudah tujuh bulan ini, sebelumnya saya ditinggalkan anak saya digubuk dekat sungai itu sendirian, mungkin anak saya sudah tidak mau ngurusin saya yang terkena penyakit lumpuh," keluhnya.
Sobari sangat menginginkan agar anaknya mau merawat dan mengurusnya, disisa umurnya shobari ingin kumpul bersama keluarganya.
"Saya sangat berharap agar anak-anak saya mau merawat saya, saya ingin disisa umur saya yang mungkin tidak lama lagi ini dapat berkumpul bersama keluarga," harap shobari.
Ustad Asep mengatakan, dirinya merasa kasihan dan prihatin terhadap apa yang dialami oleh shobari.
"Saya sebagai manusia sangat prihatin terhadap apa yang menimpa pak shobari, sungguh tidak ada perasaan anak yang tega membuang orang tuanya sendiri, Agama kita melarang perbuatan itu, terlepas bagaimana pun latar belakang orang tua tidak sepantasnya memperlakukan orang tua seperti itu," Keluhnya.
Ustad Asep berharap agar ada perhatian dari pemerintah setempat, serta kepada keluarganya agar keluarganya masih memiliki hati nuraninya dan mau merawatnya. (Suprihadi-KN)