KONKRIT NEWS
Sabtu, April 27, 2019, 19:02 WIB
Last Updated 2019-04-29T12:02:35Z
DaerahTulang Bawang Barat

Buka MTQ Ke-47, Gubernur Ridho : Alquran Sebagai Benteng Pesatnya Pembangunan di Lampung

Advertisement

Lampung - "MTQ kali ini menurut saya, adalah salah satu kegiatan yang selain sebagai wadah untuk meningkatkan iman dan taqwa kita, tapi juga sebagai penyejuk masyarakat paska berlangsungnya pemilihan umum beberapa waktu lalu," demikan disampaikan Gubernur Lampung, M.Ridho Ficardo saat membuka Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat Provinsi Lampung ke-47 Tahun 2019, Sabtu (27/04/2019) malam, yang berlangsung di Islamic Center Kabupaten Tulang Bawang Barat.


Selain itu, menurut Gubernur Ridho, MTQ dapat menjadi benteng keimanan masyarakat atas pesatnya segala kemajuan pembangunan di Lampung.

"MTQ adalah benteng keimanan masyarakat kita atas pesatnya pembangunan di Provinsi Lampung saat ini,  jangan sampai masyarakat kita menjadi lupa diri. MTQ juga sebagai media dalam menanamkan nilai-nilai Alquran kepada anak-anak kita, dan menjadi benteng terakhir untuk menjaga anak-anak kita dan masyarakat dari hal-hal yang tidak diinginkan," tutur Ridho.

Sementara itu, Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad, menyatakan bahwa Landasan dari kegiatan MTQ kali ini adalah Surat Al-Asr, dimana tema yang diambil adalah Allah memberi waktu menuju cahaya.

Selain seluruh Bupati dan Walikota Se-provinsi Lampung, turut hadir dalam kegiatan tersebut duta besar Palestina, Dirjen Umat Islam Kementrian Agama, serta jajaran Forkopimda Provinsi Lampung.

Selain dimeriahkan oleh group musik Bimbo serta sajian hiburan tari kontemporer yang dipadu dengan tarian tradisional, lantunan Ayat Suci Al Qur'an, dan pengibaran bendera MTQ, paduan suara shalawat Nabi, yang tidak kalah menarik adalah tempat kegiatan yang sepenuhnya terbuat dari Bambu.

Ada  4 bangunan utama yang sepenuh terbuat dari bambu dengan arsitektur yabg sangat unik. Yang pertama adalah lorong waktu berbentuk bubu yang membentang sepanjang 200 meter. Lorong tersebut menggambarkan perjalanan manusia dari segumpal tanah menuju cahaya.

Yang kedua adalah sembilan menara yang menggambarkan kabupaten tulang bawang barat yang terdiri dari 9 kabupaten dan 9 kelompok masyarakat. Kemudian yang ketiga adalah bangunan khafilah yang diperuntukan untuk 1500 kafilah. Dan yang terakhir adalah kubah panggung. Ujung dari lorong waktu adalah kubah panggung utama. Desainnya meniru bentuk rebung bambu, sebuah tunas kehidupan yang dalam perjalanan waktu akan tumbuh kuat dan kokoh, tetapi juga lentur. (*)