KONKRIT NEWS
Rabu, Agustus 29, 2018, 20:40 WIB
Last Updated 2018-08-29T13:40:43Z
Daerah

Optimalkan Aset, PTPN VII Rancang Proyek Prestisius

Advertisement

BANDAR LAMPUNG - Regulasi Pemerintah yang membuka peluang BUMN yang memiliki potensi mengembangkan usaha di luar core business disambut PTP Nusantara VII. Perusahaan agro yang berkantor pusat di Lampung itu menggandeng beberapa BUMN lain untuk mengoptimalkan fungsi lahan strategis yang dimiliki. Tiga diantaranya tergolong prestisius. Yakni, Kawasan Wisata Terpadu Teluk Nipah, dan dua kompleks di Kedaton (Bandar Lampung) dan Palembang, Sumatera Selatan dikembangkan untuk perdagangan, hotel, rumah sakit dan sport center.

Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho mengatakan rencana itu kepada wartawan di Bandar Lampung, Senin (27/8). Oho, sapaan akrab Dirut kelahiran Gisting, Lampung itu menerangkan, pihaknya menggandeng PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dan PT Patra Jasa untuk membangun resort dilahan seluas 820 hektare milik PTPN VII di Desa Bulok, Kalianda, Lampung Selatan.

“Ya, kami punya lahan HGU seluas 820 hektare lebih di Pantai Teluk Nipah, Kalianda. Kawasan ini masuk roadmap Pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dengan konsentrasi wisata. Makanya, kami gandeng PT. PP yang punya kompetensi konstruksi dan Patra Jasa yang punya spesialisasi bidang hospitality,” kata Oho didampingi Yulianto, Kabag PST PTPN VII.

Hasil analisis studi kelayakan yang dikerjakan konsultan telah diserahkan kepada pihaknya. Dalam presentasinya, kata Oho, pihak konsultan merancang satu resort prestisius dengan fasilitas lengkap. “Saya sudah baca dan lihat visualnya. Bagus sekali. Ini sangat sesuai dengan statemen pak gubernur Lampung kemarin pada acara Festival Krakatau bahwa Lampung segera menjadi New Bali,” kata dia mengutip headline salah satu koran lokal.

Dalam feasibility study, kawasan yang memiliki garis pantai sekira 5 km (dengan area pantai landai berpasir sekira 2 km) divisualkan menjadi beberapa area khusus dengan barbagai wahana. Terdapat tebing terjal dengan posisi bukit membalkon, ceruk, dan dataran yang saat ini terdapat tanaman karet yang memungkinkan kawasan ini menjadi one stop holiday.

Tropical Area, konsultan yang melakukan kajian memproyeksikan kawasan ini sebagai kompleks wisata multiminat. Ada all natural resort, geopark beach, jetty boat, kawasan seni budaya lokal, wahana lintas alam sungai, area out bond, teater terbuka, observatorium, bahkan area terbuka untuk acara pernikahan.

“Lahan kami sangat cukup untuk kawasan wisata terpadu ini. Keragaman kontur, ada pantai dengan ombak dan pasir sangat bagus, tebing menjorok ke laut, area perbukitan, ada sungai kecil, dan ada area datarnya. Kita bisa bikin apa saja, termasuk mini golf,” kata dia.

Meskipun hasil kajian sudah ada, Oho menyampaikan konsorsium tiga BUMN ini belum memutuskan langkah. Salah satu faktor yang harus menjadi pertimbangan dari hasil kajian adalah karena dana yang dibutuhkan untuk proyek ini menyentuh angka Rp1 triliun. “Ini harus kita bicara lagi dengan direksi masing-masing BUMN,” kata dia.

Namun, ia yakin, meskipun tidak segera dieksekusi, proyek ini sangat visibel dan prospektif. Sebab, kata dia, Lampung memiliki keunggulan komparatif dari sisi geografis, keindahan alam, dan daya dukung infrastruktur.

“Jakarta sebagai Ibu Kota dan pusat ekonomi membutuhkan kawasan untuk rehat. Dan Lampung sebagai buffer Ibu Kota punya sumber daya itu. Lebih-lebih, Pemerintah Pusat sedang terus membangun infrastruktur seperti jalan tol, dermaga eksekutif di Bakauheni, dan insentif lainnya di Lampung. Ini adalah masa depan kami dan kita semua,” kata dia.

Dua proyek lainnya adalah rencana pembangunan kompleks retail, hotel, rumah sakit dan convension center di emplasemen PTPN VII Jalan Teuku Umar, Bandar Lampung.  Pada proyek ini, PTPN VII bersinergi dengan PT Wijaya Karya, BUMN bidang konstruksi. Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Rengganis, Hamid, & rekan yang mengerjakan kajian, lahan seluas 6,87 hektare itu cenderung cocok untuk hotel bujet, pasar modern, dan gedung pertemuan.

Kedekatan dengan fasilitas sejenis di sekitar lokasi, menurut laporan itu, lokasi ini masih sangat prospektif untuk bersaing. Dengan investasi pembangunan senilai Rp383 miliar, hotel lima lantai dengan 106 kamar,  convention center lima lantai, dan gedung toko retail dengan luas lantai 55.000 meter akan mendapat respons pasar lebih baik.
Hal yang sama juga dirancang untuk lahan PTPN VII Kantor Perwakilan Sumsel di Jalan Kol. H. Burlian, Palembang. Di lahan seluas 5,14 hektare itu, konsultan merekomendasikan untuk dibangun hotel bintang tiga, convension center, retail, sport center, dan gedung parkir. Dengan investasi biaya pengembangan senilai Rp359,8 miliar, kompleks ini diperkirakan akan menjadi profit center perusahaan di luar bisnis utamanya. (Rls-KN)