Advertisement
Bandar Lampung - Atas polemik kegiatan di Yayasan Majelis Taklim (MT) Rachmat Hidayat, Kamis (15/3) yang disoal oleh Jaringan Anti Korupsi (JAK) dibawah pimpinan Didik Junaidi, Aspirasi Mahasiswa Peduli Lampung (AMPL) dibawah koordinasi Arief Rahman, Jaringan Masyarakat Peduli Daerah (JMPD) dibawah pimpinan Safrudin, serta Forum Reformasi Lampung(FOREL) dibawah koordinasi Sudirman Dewa, dan Gerakan Radikal Pemberantasan Korupsi (GRPK) dibawah pimpinan Arieffuddin bebrapa waktu lalu didukung penuh oleh ketua tim advokasi GERAKAN PEMUDA NUSANTARA (GPN), LAMPUNG Satria Muda Sepulau Raya.
Satria mengungkapkan, demi tercapainya rasa keadilan dan pemilihan gubernur bersih sehingga menghasilkan pemimpin yang baik untuk provinsi lampung tercinta, pihaknya mendukung penuh gerakan kawan-kawan sampai tuntas berkenaan dengan aliran dana kegiatan Yayasan Majelis Taklim (MT) Rachmat Hidayat. Bahkan GPN siap melakukan advokasi khusus dimana para anggota dan pengurus GPN Lampung banyak dari kalangan advokat, jelasnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan yang dilakukan MT Rachmat Hidayat yang berlangsung setiap bulan bahkan yayasan ini membagikan hadiah seperti mobil dan umroh di kegiatan dengan mengundang ustad dan ustadzah ibu kota, tentu menggunakan dana yang tidak kecil maka patut diketahui jika sumber dana kegiatan tersebut tidak menggunakan dana masyarakat baik itu APBD dan atau apakah dalam bentuk lain seperti bansos juga sesuai dengan pernyataan Herman HN, beberapa waktu lalu yakni untuk kegiatan keagamaan dalam pelaksanan program kegiatan. “Semua murni bantuan pihak-pihak yang tergerak untuk membantu,” hal ini harus dibuktikan agar tidak menimbulkan pertanyaan masyarakat luas, tegasnya.
Untu itu transparansi dari para pengurus yayasan penting diketahui darimana sumber dana tersebut, jelasnya.
Agar kecurigaan ini terjawab kami mengharapkan pihak kepolisian dan lembaga audit yang berwenang seperti kejaksaan melakukan penyelidikan karena perputaran dananya cukup besar apalagi pediri yayasan tersebut adalah pejabat publik yakni walikota non aktif yang juga sebagai salah satu kandidat gubernur lampung tambahnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah majlis tersebut merupakan majlis ilmu atau majlis yang dibentuk sebagai sarana berkampanye untuk kepentingan pribadi yang dikelola oleh bunda Eva yang tidak lain adalah istri dari bapak Herman HN, tutupnya. (Red)