Advertisement
Bandar Lampung - Tiga dara (gadis) asal Lampung mulai tertarik mengasah bakat akting ke dunia perfilman independent yang di produksi oleh CamPro (CamProduction home industri) PT. Siger Intermedia Lampung.
Kendati dari karakter dan latar belakang yang berbeda, ketiga gadis remaja ini terlihat antusias mengikuti tahapan yang dilakukan oleh pihak CamPro, mulai dari audisi, casting sampai sesi pemotretan yang telah dijadwalkan.
Meski memakan waktu dan tenaga, tampak semangat juang tidak pernah padam dan surut demi mewujudkan impian menjadi seorang talent dengan berbagai talenta yang dimilikinya.
"Konsisten menjadi kunci keberhasilan," terang mereka.
Rini Fatmawati Ajeng Kartika (18), remaja yang beranjak dewasa lahir di Kota Bandar Lampung, 16 Agustus 2000 dan sedang mengenyam pendidikan sebagai pelajar kelas XII di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Natar menjadi salah satu peserta yang siap action di layar kaca.
Selain hoby menyanyi dan menari, cewek berhijab yang akrab dipanggil 'Ajeng' ini juga dikenal supel dalam pergaulan, sehingga membuatnya cepat berinteraksi dengan siapapun. Untuk bakat akting tentu tidak diragukan lagi, dirinya mengaku siap memberi warna dikancah dunia perfilman Lampung.
Berbicara tentang talent, tentunya wanita yang berpostur sensual ini tidak bisa dipandang sebelah mata, terlahir dengan nama Kurniasih (17) di Desa Balirejo, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah pada 19 September 2000 lalu, menyimpan pengalaman yang patut di uji.
Berbasis hoby bermain Volly, gadis berparas cantik dengan tinggi 179 Cm ini juga pandai beraksi diatas panggung sebagai 'Model Endorse Pakaian dan Kosmetik'.
Walau tergolong usia muda dan masih status pelajar Kelas XII di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Waskita Bekri, Lampung Tengah, kegigihan dan mental baja yang tertanam didiri Nia menjadi senjata ampuh dalam mewujudkan impiannya di dunia entertainment.
Senada dengan itu, seperti kata mutiara 'Lain padang lain pula ilalang' menjadi potret keseriusan Ad. Pratiwi S. Putri kelahiran 23 Mei 1997 di Baradatu, Kabupaten Way Kanan, yang masih berstatus Mahasiswi semester VI di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Selain bernyanyi, hoby menulis masuk dalam barisan segudang bakat dan prestasi yang dimilikinya.
Sedikit menelusuri tentang pengalaman Ade, gadis manis berpenampilan feminim ini sudah malang melintang mengekspresikan diri dengan mengikuti beberapa kegiatan positif, diantaranya pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung, pemilihan Muli Mekhanai Kabupaten Way Kanan, dan mengikuti seleksi OSN Ilmu Kebumian.
Selain itu, Ade sempat mengikuti 'Ajang seleksi tingkat IPS dalam ajang Dies Datalis Unila selama 2 tahun berturut-turut, ikut serta dalam kesenian tari tingkat fakultas, dan pernah mengikuti ajang pemilihan Duta Bahasa Provinsi Lampung.
Menurut Ade, motivasi untuk mengikuti ajang casting yang diadakan pihak CamPro adalah jalan yang sudah diberikan oleh Tuhan.
"Dari setiap mimpi yang saya miliki, saya berhak mewujudkannya dengan usaha. Kita sama dengan orang lain, casting bukan hanya untuk kalangan bawah, menengah, ataupun kalangan orang atas. Namun, ini adalah pilihan setiap orang yang ingin mewujudkan mimpi, mencoba menggali potensi, belajar bekerja sama dengan pihak lain, mampu mendengarkan evaluasi dari orang lain untuk diri sendiri (for my self)," terang Ade.
Rencananya pihak Crew CamPro akan memulai shooting film perdana pada awal Tahun 2018 dikawasan pemukiman Desa Batu Putu, Teluk Betung Barat, Provinsi Lampung.
Ridho selaku Produser Executive CamPro menilai, pembuatan film karya anak Lampung ini benar-benar natural dengan skenario dan script yang memang apa adanya, tanpa menimbulkan kesan memaksa dalam memerankan kisah sandiwara.
"Untuk pemilihan lokasi dan skenario bahasa, kita tampilkan sesuatu yang sederhana, tapi tidak mengurangi racun yang ada di klimaks cerita dan adegan film tersebut. Karena pada hakikatnya hidup ini bak sandiwara, jadi bersikaplah dengan lakon keseharian kita saja, disaat bahagia? Luapkan bahagiamu sedemikian rupa, dan jika harus menangis? menangislah sepuasnya, dan kalaupun memang terhina? terimalah sampai tidak seorangpun yang mampu mencacimu dimana saja kalian berada," kicau Produser muda yang akrab dengan sebutan Bang Idho itu.
Film berjudul 'GENERASI Ke 7' yang di kemas sedemikian rupa oleh Crew CamPro, di Sutradarai oleh Jeffry Noviansyah, menceritakan tentang realita kehidupan dilingkungan masyarakat yang kerap terjadi, baik dari sisi positif dan negatif prilaku manusia yang dengan bangga menghalalkan segala cara demi mencapai satu tujuannya. Mulai dari hal mistis, pemerintahan, romantika, sosial, agama sampai teror dan adu domba. (rls)