Advertisement
Tulang Bawang Barat - Pekerjaan rehab tiga (3) ruang kelas dan toilet di SDN 1 Pagar Jaya, Kec. Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017 terindikasi korupsi.
Pasalnya, kegiatan yang menggunakan kucuran dana APBN tersebut di duga menjadi ajang tempat korupsi oleh Khoiruk Anam, oknum kepala sekolah SDN 1 Pagar Jaya tersebut.
Bagaimana tidak, dalam pengerjaannya telah melebihi jangka waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah daerah maupun pusat yakni120 hari. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, Media, maupun Lembaga atau Ormas yang ada di Tubaba.
Parahnya lagi, menurut pantauan tim media konkritnews, pekerjaan rehab ruang kelas dan gedung toilet tersebut menggunakan bahan-bahan yang diduga dibawah dari standar operasional (SOP), baik dari kayu, besi dan bahan lainnya. Bukan hanya itu saja, besi yang di pesan untuk pembangunan tersebut hilang 42 batang dengan ukuran 12 inci dan tidak di ketahui oleh kepala sekolah bahkan tidak laporan kepada pihak Kepolisian bahwa sudah terjadi kehilangan bahan matrial untuk rehap tersebut.
Khoirul Anam, kepala sekolah SDN 1 Pagar Jaya itu saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya tidak tahu adanya kehilangan tersebut.
"Saya tidak tahu prihal kehilangan tersebut, karena semuanya sudah saya serahkan kepada ketua komite untuk menanganinya, apakah besi itu masih disimpan atau hilang saya belum tahu," terang Khoirul kepada media saat disambangin di kediamannya, Sabtu (16/12/2017).
Ditanya terkait masalah kayu yang tidak sesuai standar dan pengerjaan yang melebih batas waktu yang sudah ditentukan, serta pembayaran gaji tukang yang tersendat, Khoirul Anam memberikan penjelasan yang tidak masuk akal dan terkesan memberikan keterangan palsu.
"kalau masalah kayu saya kurang jelas dan tahu,nama kayu itu apa yang pastinya asal kayu itu dari hutan dan dipesan dari kota palembang,mengenai masalah ke hilangan besi itu,saya tidak juga belum tahu pasti apakah sudah laporan ke pihak kepolisian,atau belum," terangnya.
Menurut ketua komite (Teguh) sekolah tersebut saat di investigasi oleh awak media terkait kehilangan bahan matrial, Teguh dengan tegas menjawab tidak tahu karena dari awal dirinya mengaku tidak ikut campur untuk pembangunan rehap gedung kelas itu.
"Biar semua tau awalnya saya memang ikut andil akan tetapi seterusnya saya tidak dipakai, selaku komite dan masarakat setempat saya tidak terima dengan peoyek tersebut, karena kualitas bahan matrial yang dibawah standar. Kayu saja memakai sengon dan hasilnya tidak memuaskan, seperti plapon saja yang baru dipasang sudah ada sebagian yang pada lepas," terang Teguh.
Terpisah, menurut herman selaku kepala tukang dia sangat kecewa sekali kepada kepsek karena sampai saat ini upah para tukang belum dibayar.
"Saya sangat kecewa karena sampai saat ini upah kami belum dibayar," ungkapnya.
Lebih lanjut, untuk pemasangan besi seharusnya empat kalo harus sesuai dengan RAP. Tapi ini yang disuruh untuk dipasang cuma tiga.
"Ini sengaja saya keluarin dan belum saya tutup pakai semen besinya untuk bahan bukti mas karena saya kecewa upah kami belum dibayar, sedangkan saya bayar untuk tukang saya memakai uang saya pribadi," tandasnya.
Disisi lain, Ketua DPD fortuba ba Yatoni, menilai kepsek Khoirul Anam terindikasi kuat telah melakukan praktik korupsi terkait rehab ruang kelas dari dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017 yang diperuntukan untuk merehab tiga (3) Lokal dan gedung toilet di SDN 1 Pagar Jaya, kecamatan Lambu Kibang, kabupaten tulang bawang barat,
"Pada saat tim memintai keterangan, kepsek tidak banyak bicara bahkan memilih diam bagaikan orang pikun, bahkan kepsek tersebut meminta komite jangan banyak bicara saat di konfirmasi oleh tim media dan lembaga," terangnya.
Ketua fortuba ba Yantoni menegaskan akan melaporkan persoalan tersebut kepihak yang berwajib. (Novan/KN)