Advertisement
BANDAR LAMPUNG -- Penulis "Jejak Pembangunan Gubernur Ridho Ficardo" Khaidir Asmuni mengatakan pihaknya mencatat 9 alasan, bahwa kepemimpinan Gubernur Ridho Ficardo di provinsi Lampung belum ada yang menandingi. "Pertama, hingga enam bulan menjelang bulan Juni 2018 belum ada isu perubahan yang muncul untuk menjadi rivalitas program-program yang dibuat Gubernur Ridho.
"Ada ngga yang mengusung perubahan? Ngga kan? Yang muncul malahan terinspirasi oleh pembangunan yang dilakukan Gubernur," kata Khaidir di Bandar Lampung, Senin (11/12/2017).
Khaidir yang melakukan kajian hasil pembangunan Gubernur Ridho sejak Bulan Juni 2017 menyebutkan 9 alasan tersebut secara berturut-turut.
Alasan kedua, lanjutnya, loyalitas masyarakat yang menyatakan siap berjuang bersama Ridho dibangun tidak berdasarkan "iming-iming" melainkan kesadaran. Terbukti, arus bawah yang mendukung Ridho tidak terbendung. Mereka bahkan memiliki inisiatif sendiri untuk berjuang bersama Ridho setelah melihat hasil pembangunan yang dilakukan Gubernur Ridho. Masyarakat yang sadar dengan hasil pembangunan itu tersebar di seluruh Kabupaten/kota.
Ketiga, cara pembangunan yang dilakukan Gubernur Ridho sesuai dengan kharakter dan watak kepemimpinan Ridho berikap kehati-hatian. Sejauh ini, kelembagaan anti-korupsi bahkan melakukan MoU dengan Provinsi Lampung untuk menciptakan pemerintahan yang clean government dan good government. Hal ini penting, karena pemimpin yang diharapkan masyarakat adalah pemimpin bersih.
Keempat, Gubernur Muhammad Ridho Ficardo memiliki khakarter membina. Seluruh orasi dan retorika Ridho bersifat merangkul, bersahabat, bermitra dan menjaga hubungan baik. Terkait dengan berbagai perusahaan yang ada di Provinsi Lampung, Ridho bahkan menjalin hubungan baik. Hal ini pula yang membuatnya menjadi pembina K3 terkait keselamatan kerja perusahaan. Juga berhasil melaksanakan sejumlah program yang terkait dengan pembinaan perusahaan. Ridho juga dipandang berhasil menerapkan penta helix atau keterpaduan dari berbagai element untuk pembangunan Lampung, seperti dari unsur birokrat, intelektual, kalangan swasta, masyarakat dan media massa.
Kelima, manajemen kepemimpinan Ridho di birokrasi menunjukkan tokoh muda ini "disukai". Chemistry Ridho dianggap mampu membangkitkan produktivitas. Cara kerja Ridho tidak mematahkan, bahkan membuat system bisa menjalankan unit-unitnya secara maksimal. Dari sejumlah wawancara di kalangan birokrasi, Ridho termasuk pemimpin muda yang mampu menggerakkan system kerja secara alami karena sifat dan watak kepemimpinannya.
Keenam, cara pemasaran figur Ridho di kalangan rakyat tidak menggunakan media lain agar rakyat tertarik. Melainkan dengan figur Ridho sendiri. Ridho dianggap marketable karena segudang prestasi yang diraihnya dan ketulusannya melaksanakan program pembangunan.
Ke tujuh, Ridho dipandang pemimpin muda. Karier cemerlang dan memiliki waktu, tenaga dan pikiran yang masih panjang untuk rakyat. Saat ini gajinya dihibahkan untuk rakyat. Aktivitasnya penuh ketulusan dan dia memang dibentuk sebagai pemimpin rakyat.
Ke delapan, visi kebangsaan Ridho. Pandangan terhadap kebhinakeaan, mampu mengayomi masyarakat. "Bahkan meski masih muda Ridho mampu mengayomi. Ada sebagian masyarakat bilang bahwa Lampung butuh figur seorang Bapak dan meski masih muda Ridho bisa melakukan itu," ujar penulis buku sejarah, lulusan Universits gajah Mada tersebut.
Ke sembilan, kata Khaidir, Ridho punya banyak program yang harus diselesaikan menuju masyarakat yang maju dan sejahtera di masa yang akan datang. "Terkait ini, sebagian masyarakat menginginkan Ridho menuntaskan pekerjaannya," tambahnya.
Khaidir mengungkapkan dari ke sembilan alasan tersebut, Ridho memenuhi semua syarat untuk sebuah elektabilitas. (*)