Advertisement
Bandar Lampung - Lembaga Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda
untuk Demokrasi (KAMPUD) Provinsi Lampung menggelar aksi di Tugu Adipura
Bandar Lampung dan Kantor Kejati Lampung, Senin (10/04/2017).
Mereka mendesak meminta penegak hukum untuk mengusut tuntas 3 kegiatan yang menyeret nama Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim.
Kegiatan tersebut meliputi penyaluran Bansos tahun 2012-2014 di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi(Kemnakertrans) oleh Staf Khusus Kemenkentrans,Saat itu Chusnunia Chalim menjabat sebagai Anggota Komisi IX Bidang Tenaga Kerja DPR RI.
KAMPUD menemukan dalam penyaluran dana Bansos di Kemnakertrans
saat dijabat Menteri Muhamin Iskandar diduga telah terjadi penyimpangan
yang digunakan sejumlah Staf Khusus Menteri, karena pada tahun
2012-2014 Chusnunia Chalim merupakan Caleg. Dana Bansos di
Kemenakertrans naik secara signifikan dari Rp 7,8 miliar di tahun 2012,
menjadi Rp 70 miliar di tahun 2013, khusus di tahun 2014 dana Bansos
menjadi Rp 25 miliar.
Kemudian dugaan korupsi dana optimalisasi Direktorat
Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kementrian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (P2KTrans) yang diduga ada kaitannya dengan
Chusnunia Chalim yang menjadi saksi perkara atas tersangka Charles Jones
Mesang.
Charles diduga menerima suap Rp 9,750 miliar atau 6,5 persen
dari total anggaran sebesar Rp 150 miliar. "Sehingga KPK RI memanggil Chusnunia Chalim sebagai saksi perkara," katanya.
Track record Chusnunia Chalim kata Ariyanto diperparah
dengan mencuatnya indikasi pengkondisian paket kegiatan di Kabupaten
Lampung Timur pada tahun 2016,Hal itu diperkuat oleh pernyataan
orang-orang dekat Bupati Chusnunia Chalim.
"Serta keterangan yang dikeluarkan oleh Ketua Badan
Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Lampung Timur, yang menerangkan proyek di
Lampung Timur diarahkan, dikondisikan," ucapnya sambil mengakui rekaman
percakapan tersimpan.
Atas dasar itu KAMPUD mendesak KPK RI untuk mengusut
indikasi penyimpangan di Kemenakertrans yang menyeret nama Bupati
Chusnunia Chalim.
Kemudian meminta Ketua BPK RI mengaudit penyaluran dana Bansos di Kemenakertrans, lalu mendesak KPK RI untuk mengembangkan perkara secara objektif di kasus Ditjen P2KTrans.
"Yang terakhir, meminta Kepala Kejati Lampung untuk
mengusut tuntas dugaan pengkondisian proyek di Lampung Timur di tahun
anggaran 2016," pungkasnya.
(Red/KN)