Advertisement
Bandar Lampung – Tantangan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bukanlah ancaman atau hambatan melainkan sebuah
peluang. Hal itu dikatakan Bupati Lampung Tengah, Dr. Ir. Hi Mustafa, MH saat
menjadi pembicara pada Kuliah Umum Sikap dan Sifat Leadership dengan tema tantangan entrepreneur muda dalam menghadapi MEA di Aula Pascasarjana Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya, kemarin (06/04).
“Jangan anggap
tantangan MEA sebagai ancaman atau hambatan melainkan sebuah peluang. Tangkap
peluang MEA, manfaatkan pasar bebas, dan kompetisi global untuk meraih
keberhasilan. Salah satunya dengan menjadi entrepreneur
muda yang sukses berbasis teknologi informasi,” ujarnya.
Ratusan mahasiswa
Darmajaya yang mengikuti kuliah umum tersebut tampak sangat antusias berdiskusi
pada sesi tanya jawab.Bupati Lamteng ini mengatakan, untuk menjadi negara maju,
jumlah pengusaha muda minimal 2 persen dari total jumlah penduduk suatu negara.
DiSingapura, jumlah
pengusaha mudanya mencapai 7 persen. Negara tetangga lain, Malaysia, memiliki 5
persen pengusaha muda.Sementara Indonesia yang berpenduduk sekitar 250 juta
jumlah pengusaha mudanya hanya 1,4 persen, sehingga bangsa ini membutuhkan banyak
pengusaha muda.
“Saya mengapresiasi
Kampus Darmajaya yang concern membentuk
mahasiswa menjadi technopreneur. Karena bangsa ini tidak hanya membutuhkan
generasi muda yang mampu berkompetisi di dunia kerja, melainkan membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” terangnya.
Menurut Mustafa, baik
didunia kerja maupun wirausaha, sifat dan sikap leadership sangat dibutuhkan. Tidak seperti bos yang hanya bisa
memerintah bawahannya, seorangleadershipbisa
mempengaruhi anggotanya melalui ketauladanan.
Lanjutnya, leadershipharus memiliki kemampuan transfer of knowlege, transfer of
technology, transfer of behavior, dan transfer
of religius'.
“Generasi
muda merupakan tonggak penggerak bangsa sebagai calon pemimpin masa depan.Mudah-mudahan
dari Kampus Darmajaya akan terlahir pemimpin dan wirausahawan sukses yang memahami
agama, berkepribadian, berilmu pengetahuan, dan menguasai teknologi,” harapnya.
Sementara, Rektor
IBI Darmajaya, Ir. Firmansyah Y Alfian, MBA., MSc menuturkan, upaya membentuk
lulusan berjiwa technopreneur terus dilakukan. Salah satunya, dengan memasukkan
mata kuliah technopreneurship dalam
kurikulum. Melalui Inkubator Bisnis dan Teknologi (Inkubitek) Darmajaya
mewadahi mahasiswa mengembangkan usahanya.
“Darmajaya rutin
menggelar seminar, workshop, kuliah umum dengan menghadirkan praktisi usaha,
atau pemimpin sukses yang diharapkan dapat memotivasi mahasiswa menjadi
lulusan-lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat dan ikut membangun bangsa,”
pungkasnya.
(Red/KN)